Serba serbi

Panganan Khas Ramadan, Lamang Tapai

Wisata & Kuliner

24 April 2020 20:03 WIB

Lamang Tapai.

SUMATERA, solotrust.com- Bulan suci Ramadan identik dengan beragam menu pabukoan (berbuka puasa). Di Sumatera Barat (Sumbar), setiap Ramadan datang, nyaris semua produk kudapan tradisional muncul ke tengah masyarakat.

Ada yang berjaja di depan rumah, ada pula yang berjualan di pasar pabukoan. Sayangnya, wabah virus corona (Covid-19) membuyarkan segala hiruk-pikuk di Ramadan perdana 1441 Hijriah tahun ini.



Namun, yang namanya selera tidak bisa dilerai, bagaimana pun tetap akan ada yang berjualan menu pabukoan. Atau paling tidak, dibuat sendiri di rumah masing-masing.

Salah satu menu yang kerap ditemukan setiap Ramadan adalah Lamang Tapai. Panganan khas ini dikenal berasal dari Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Namun, di mana-mana di Sumbar, orang sudah pandai membuat Lamang Tapai.

Selain saat Ramadan, kudapan manis ini ditemukan di hari-hari besar atau baralek warga Sumbar. Banyak juga ditemui dalam kegiatan pertemuan pemerintah, niniak-mamak dan sebagainya. Ya, Lamang Tapai identik dengan makanan pembuka, sebelum menyantap nasi saat berbuka puasa.

Dilansir dari laman sumbar travel, Lamang ini terbuat dari beras ketan yang dimasukkan ke dalam bambu. Sebelumnya, sudah dicampuri santan berbungkus daun pisang.

Adonan lalu dibakar di atas tungku selama sekitar 2 jam. Setelah didinginkan, Lamang mulai dipotong-potong sesuai ukuran yang disukai atau rata-rata tebalnya hanya 2 centimeter.

Setelah itu, dibubuhi Tapai yang terbuat dari fermentasi beras ketan hitam dengan ragi. Tapai ini berkuah manis karena dicampuri gula pasir. Wah, nikmat dan sedap sekali menyantap ini saat berbuka puasa.

Rata-rata, penyuka Lamang Tapai adalah generasi 90 an ke atas. Alangkah sayang jika generasi milenial tak mengicap nikmatnya menu berbuka turun temurun dari nenek moyang ini. Sebab, Lamang Tapai selalu populer setiap Ramadan dan Idul Fitri.

“Kami dulu waktu anak-anak berebut makanan khas ini setiap kali berbuka. Sekarang Lamang Tapai masih disukai, tapi mungkin anak-anak muda kini kurang,” kata Bustami (67) warga Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang. #teras.id

(wd)