Hard News

Di Tengah Kubangan Air, Satgas TMMD Reguler Pekalongan Terus Kebut Bangun Talud

TNI / Polri

9 April 2020 01:28 WIB


PEKALONGAN, solotrust.com- Bisa dibayangkan bekerja di tengah-tengah kubangan air dan jalan yang licin. hal itu benar-benar dijalani oleh para anggota Satgas TMMD Reguler ke-107 Kodim 0710 Pekalongan, saat membangun talud di Dukuh Jlubang, Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.



Di hari ke-19 pelaksanaan TMMD Reguler ini, progres 75 % adalah capaian hasil talud sepanjang 450 meter dengan tinggi 1 meter, di lokasi tersebut. Sementara di Dukuh Pepedan-Sutosari sepanjang 350 meter tinggi 1 meter, terealisasi 85 %.

“Tidak ada yang namanya keluhan, sisa pembangunan talud yang ada di Dukuh Jlubang harus dikebut menyusul waktu pelaksanaan TMMD yang tersisa hanya 11 hari, sementara sasaran fisik lainnya yaitu pengaspalan jalan dan pembuatan 3 unit Pos Kamling masih menanti,” tutur Sertu Rohani, Jumat (3/4/2020).

Dikatakan juga, yang namanya tugas di lokasi fisik TMMD Reguler, tentunya lokasinya tidak ada yang mengenakkan, yakni di daerah terpencil, perbatasan, maupun terdampak bencana alam.

“Jadi yang namanya TMMD Reguler itu, membuat lokasi yang semua tidak mengenakan untuk ditata sedemikian rupa sehingga akan mempunyai asas manfaat bagi warga desa sasarannya,” tambahnya.

Terpisah Kepala Desa Pantirejo, Hamka Nurul Huda, juga menyadari jika pembangunan talud di Dukuh Jlubang, akan banyak kendalanya. Pasalnya, selain lokasinya tepat di saluran irigasi pertanian, juga jalan yang akan diaspal disampingnya jelek dan saat hujan akan menjadi tempat genangan air.

 “Alhamdulilah, meski situasinya sulit, semuanya bisa diatasi oleh para anggota Satgas TMMD dan masyarakat kami,” ungkapnya mengapresiasi.

Menurutnya, paket komplit pembangunan infrastruktur di Jlubang itu, yakni pengaspalan jalan dan pembuatan talud, akan jelas mendongkrak khusus pertanian masyarakat 3 desa (Pantirejo, Kwigaran dan Bulaksari) yang memiliki lahan di sekitar jalan yang sedang dibangun.

“Kedepan saluran irigasi juga akan menjadi lebih lancar menuju persawahan. Dampak positif lainnya adalah harga tanah akan mulai melonjak secara bertahap,” pungkas Hamka.

(wd)