SOLO, solotrust.com - Setelah beberapa waktu lalu menggelar ritual caos dhahar di berbagai tempat di wilayah Kota Solo, Keraton Surakarta kembali melakukan kegiatan serupa di empat titik sakral atau lebih dikenal dengan caos dhahar kiblat papat. Kabar ini tersiar di akun Instagram @kraton_solo yang diunggah Sabtu (04/04/ 2020).

“Atas perintah Raja Solo Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pakoeboewono Senopati Ing Ngalaga Abdurrachman Sayiddin Panatagama kaping XIII bersama Dalem Prameswari Kanjeng Ratu Pakoeboewono, Keraton Surakarta Hadiningrat melakukan caos dhahar di beberapa titik yang ada di dalam wilayah Kota Surakarta. Setelah caos dhahar di wilayah Surakarta selesai, Keraton Surakarta Hadiningrat melanjutkan dengan ritual di empat titik sakral atau lebih dikenal dengan istilah caos dhahar kiblat papat,” tulis admin akun Instagram @kraton_solo.

Adapun uborampe sesaji yang digunakan berupa sesaji bunga, pisang, olahan makanan, dan asap dupa sebagai wujud permohonan kepada Tuhan dan dilakukan hanya dalam waktu satu hari. Ritual digelar di empat titik, yakni arah Selatan (Parang Kusumo), Barat (Gunung Merapi), Utara (Alas Krendowahono), dan Timur (Gunung Lawu). Ritual caos dhahar dilakukan sendiri oleh Dalem Prameswari Kanjeng Ratu Pakoeboewono diikuti para abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

“Keempat penjuru tersebut merupakan pepunden yang memberikan energi perlindungan bagi Keraton Surakarta Hadiningrat,” sambung akun Instagram @kraton_solo menjelaskan.

“Hal ini dilakukan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan sebagai upaya menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dengan alam, juga agar Keraton Surakarta Hadiningrat beserta isinya, seluruh masyarakat, dan NKRI memperoleh perlindungan dan keselamatan, juga seluruh bencana yang saat ini terjadi segera sirna,” pungkas akun tersebut menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakannya caos dhahar di keempat titik penjuru yang dianggap sakral. (dd)

(redaksi)