Pend & Budaya

Kisah Kiai Rajamala, Perahu Besar yang pernah Dimiliki Keraton Surakarta

Budaya

3 April 2020 01:01 WIB

Canthik Kiai Rajamala (Dok. Istimewa)

Solotrust.com - Sungai Bengawan Solo menjadi salah satu jalur perdagangan dahulu kala. Atas dasar itu pula, Keraton Kasunanan Surakarta mempunyai sebuah perahu sebagai salah satu alat transportasi yang diberi nama Kiai Rajamala. Perahu ini memiliki ukuran sangat besar dengan gladak serta bangunan berbentuk rumah mewah di atasnya.

Mengutip laman Dinas Pariwisata Kota Solo, Perahu Rajamala memiliki ukuran 58,9 x 6,5 meter dan terbilang besar pada masanya. Salah satu bukti kebesarannya ialah ukuran dayung perahu mencapai 6,6 meter.



Perahu Rajamala dibuat Putra Mahkota Paku Buwono IV, Raden Mas Sugandi (KGPAA Mangkunegoro III) pada masa pemerintahan Paku Buwono IV yang memerintah pada 1788-1820. Pembuatan perahu Rajamala menggunakan kayu dari hutan Donoloyo. Hutan milik Keraton Surakarta ini terletak di ujung Selatan, tepatnya di daerah Wonogiri. 

Hutan Donoloyo dikenal wingit dan tak boleh sembarangan orang menebang kayu di hutan ini. Konon, apabila Keraton Surakarta membutuhkan kayu untuk mengganti kayu dari salah satu bangunannya, pohon jati yang ada di hutan Donoloyo ada yang tumbang dengan sendirinya.

Nama Perahu Kiai Rajamala diambil dari tokoh pewayangan yang mempunyai bentuk serta sifat setengah manusia dan setengah raksasa. Bentuk Rajamala bercirikan mata melotot, rambut tebal dan lebat. Hidung Rajamala lebih menjorok ke depan disertai kumis tebal seta memiliki taring. 

Dalam pewayangan, kisah Rajamala dikenal dengan lakon ‘kongso adu djago’ di mana tokoh yang berasal dari Wirotho tersebut dihadapkan untuk bekelahi dengan jagal Berawa. Sementara penyebutan 'kiai' didasari sebagai bentuk sikap penghormatan kepada penguasa untuk segala sesuatu yang merupakan kepemilikan raja.

Perahu Rajamala biasa digunakan sebagai sarana transportasi dari Solo menuju Gresik hingga pada masa pemerintahan Paku Buwono IX. Kiai Rajamala tercatat pernah digunakan untuk menjemput putri dari Pamekasan pada masa PB IX serta pernah pula digunakan untuk menjemput putri Sultan Cakraningrat IV dari Bangkalan Madura yang hendak dipersunting PB IV. 

Kini yang tersisa dari Perahu Kiai Rajamala hanya canthik atau hiasan kapal yang dahulu dipasang di kedua ujung kapal serta dayungnya. Canthik berbentuk kepala Rajamala dan saat ini disimpan di Museum Radyapustaka serta Museum Keraton Surakarta. Sementara dayungnya disimpan di Museum Keraton Surakarta. (dd)

(redaksi)