Pend & Budaya

Ini Makna Kori Brajanala Utara Keraton Kasunanan Surakarta

Budaya

1 April 2020 18:01 WIB

Kori Brajanala Utara Keraton Kasunanan Surakarta (Foto: Instagram=@kraton_solo)

Solotrust.com - Akses menuju Keraton Kasunanan Surakarta terdapat empat pintu atau sering disebut 'kori' yang berada di sebelah Utara, Selatan, Barat maupun Timur. Adapun akses utama untuk langsung menuju bangunan utama keraton dengan melewati Kori Brajanala sebelah Utara. Kori ini bisa dijumpai seusai melewati Alun-Alun Utara menuju Jalan Supit Urang yang kemudian berbelok ke kiri menuju arah Keraton Kasunanan Surakarta.

“Kori ini dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwono III dengan gaya ‘Semar Tinandu’ yang memiliki atap trapesium, seperti joglo tanpa tiang dan hanya ditopang oleh dinding yang menjadi pemisah satu kompleks dengan kompleks berikutnya,” terang akun Instagram Kraton_Solo, Sabtu (28/03/2020).



Lebih lanjut dijelaskan akun Kraton_Solo, di Kori Brajanala Utara atau Brajanala Lor terdapat dua bangsal yang berada di sebelah kanan dan kiri, dinamakan Brajanala Kiwo dan Brajanala Tengen sebagai tempat berjaga para pengawal istana.

Di sisi Timur gerbang ini terdapat sebuah menara lonceng yang sering disebut Jam Panggung. Sementara di atas pintu gerbang utama terdapat sengkalan memet berupa kulit sapi persegi, diartikan sebagai Lulang Sapi Siji atau Wolu Ilang Sapi Siji yang kemudian dibaca 1708 Jawa (1782). Angka ini menunjukkan tahun pembangunan kori di era Pakubuwono III.

Secara konsep Jawa, penamaan Brajanala ialah 'braja' yang berarti benda tajam dan 'nala' adalah hati, sehingga memiliki maksud di dalam hidup seseorang harus mempunyai ketajaman rasa agar selalu waspada, tidak lengah terhadap sebuah isyarat atau peringatan yang asalnya dari Tuhan. 

Di bagian dalam yang menyambung bangunan lain di sebelah kiri dan sebelah kanan dari kori, yakni Bangsal Wisamarta Kiwo dan Bangsal Wisamarta Tengen digunakan untuk tempat berjaga. 'Wiso' berarti bisa/racun, sedangkan 'marto' berarti penawar. Dengan demikian bangsal ini memiliki makna agar seseorang bisa menghalau sifat-sifat negatif yang dapat menimbulkan akibat buruk pada diri sendiri maupun orang lain. (dd)

(redaksi)