Hard News

Wabah Corona, Pilkada Boyolali Diundur

Jateng & DIY

1 April 2020 14:19 WIB

Bakal calon wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan.


BOYOLALI, solotrust.com- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Boyolali resmi diundur. Hal ini adanya isu wabah korona yang sedang merebak saat ini.



Sementara, bakal calon wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan merasa tak terganggu dengan pengunduran pilkada tahun ini. Dalam perebutan kursi AD 1 Boyolali nanti, Wahyu Irawan berpasangan dengan M Said Hidayat.

"Ya, pilkada diundur, tapi tidak apa apa. Kami tetap tenang. Diundurnya inikan karena adanya musibah korona," katanya kepada wartawan beberapa hari yang lalu.

M Said Hidayat dan Wahyu Irawan maju pilkada 2020 diusung dari PDI Perjuangan dan partai Golkar. Sementara ini, kedua partai besar tersebut menguasai lebih dari separoh kursi di DPRD Boyolali. Kemungkinan besar pilkada tahun ini pasangan M Said Hidayat dan Wahyu Irawan musuh kotak kosong.

“Dalam pilkada nanti, yang terpenting adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Dan mereka datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara),” kata Iwan.

Selama diputuskan adanya wabah virus korona saat ini, Ia merasa prihatin. Pasalnya, dengan dampak itu ada beberapa agenda tertunda, termasuk agenda konsolidasi bersama. Meski demikian, pihaknya tetap koordinasi dengan tim pemenangan partai.

“Beberapa agenda yang direncanakan terpaksa ditunda, namun kami tetap koorfinasi dengan tim," ujar dia.

Sementara ini, bakal pasangan cabup dan cawabup dari jalur perseorangan dinyatakan gugur dari KPUD Boyolali. Pasalnya syarat dukungan tidak memenuhi persyaratan. Sedangkan di DPRD Boyolali, ada 45 kursi. Dari jumlah tersebut 35 kursi sudah direbut PDI Perjuangan. Kemudian Golkar 4 kursi, PKS 3 kursi, PKB 2 kursi dan Gerindra satu kursi. Dengan begitu, PDI Perjuangan mempunyai peluang besar maju dalam perhelatan pilkada tahun ini.

Menurut, Ketua DPRD Boyolali, S Paryanto, dalam pilkada Boyolali tahun 2020 ini, bagi PDI Perjuangan ada lawan atau tidak ada lawan, tidak berpengaruh. Bila ada lawan pun, tetap optimis akan memenangkan pilkada.

“Ada lawan maupun tidak ada lawan, mohon maaf ya, tidak berpengaruh banget buat kami. Karena kami sudah tertata, sudah solid. Semua lapisan, elemen dan sebagainya itu sudah mapan semua. Jadi kami ibaratnya tinggal nyemprit saja, semua sudah jalan,” jelas dia.

Hanya saja, jika benar nanti Pilkada Boyolali hanya calon tunggal, pihaknya juga tidak hanya berpangku tangan saja. Yang menjadi tantangan adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam pilkada nanti.

“Maka, kalau (melawan) bumbung kosong itu yang pertama kami harus melakukan sosialisasi sampai ke grassroot agar masyarakat mengenal, tahu calon yang akan kita usung. Kedua kami harus bagaimana menggerakkan masyarakat itu berbondong-bondong ke TPS menggunakan hak pilihnya," pungkasnya. (Jaka)

(wd)