Hard News

Inilah Tujuan Terselubung TMMD Reguler Pekalongan di Pantirejo

TNI / Polri

30 Maret 2020 01:49 WIB


PEKALONGAN, solotrust.com – Tujuan utama dari program yang bernama TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler/Besar, adalah membangun desa yang tertinggal infrastruktur, ataupun juga desa-desa pinggiran, daerah terpencil, perbatasan, kumuh perkotaan maupun terdampak bencana alam.



Selain itu adanya rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) adalah upaya TNI bersama segenap komponen dan masyarakat untuk membantu mengentaskan kemiskinan di desa sasaran program tersebut.

Selain itu lagi, misi dari TNI adalah merengkuh hati rakyat untuk manunggal bersamanya. Pasalnya, NKRI menganut sistem pertahanan semesta dimana rakyat Indonesia yang berjumlah lebih dari 167 juta jiwa adalah sumber kekuatan tak terbatas untuk mempertahankan NKRI itu sendiri.

Seperti halnya di TMMD Reguler 107 Kodim 0710 Pekalongan yang dilaksanakan di Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, misi dari Kodim setempat selain mendongkrak kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan, misi lainnya adalah menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian masyarakat dalam membangun desanya.

Sebaliknya, bagi personel Satgas TMMD yang ditugaskan di sana dan diwajibkan tinggal menumpang di rumah-rumah penduduk adalah agar mereka dapat memahami kesulitan yang dialami masyarakat.

Seperti tampak saat Pelda Asmuni, Kepala Kesehatan Satgas TMMD membantu mendorong mobil pick up pengangkut air mineral yang mogok di Dukuh Sutosari, Pantirejo, Rabu (25/3/2020).

Dinyatakan Pelda Asmuni, bahwa itu sudah merupakan kewajibannya sebagai manusia untuk menolong sesama.

“Selama satu bulan kita ditugaskan di Pantirejo ini, harapan Bapak Kasad tentunya agar prajuritnya yang di lapangan tugas dianggap keluarga oleh masyarakat. Sebaliknya, TNI juga merasa memiliki keluarga baru disana,” ucapnya.

Ditambahkannya, dengan pendekatan humanis kepada masyarakat, diharapkan partisipasinya dalam membantu TNI membangun sasaran fisik dan non fisik TMMD melebihi dari yang digilir per RT oleh perangkat desa, sehingga pekerjaan cepat selesai sebelum program ditutup.

 “Jika keterlibatan masyarakat berlebih maka pekerjaan pasti cepat selesai, sehingga over prestasi fisik TMMD dapat digagas dan dikerjakan dalam waktu tersisa,” tutup Asmuni.

(wd)