Hard News

Dievakuasi Lewat Bandara Kertajati, 69 WNI ABK Kapal Diamond Princess Tempati Pulau Sebaru Kecil

Hard News

2 Maret 2020 10:43 WIB

Proses evakuasi ABK World Dream. (Foto: Kemenkes)

Solotrust.com - Pemerintah melakukan evakuasi terhadap 69 orang terdiri atas 67 laki-laki dan dua perempuan WNI ABK Kapal Diamond Princess yang berada di perairan Yokohama, Jepang. Mereka dibawa ke Pulau Sebaru Kecil setelah dijemput dengan pesawat Garuda Indonesia.

Pesawat penjemput WNI ABK tiba di Bandar Udara (Bandara) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Minggu (01/03/2020) malam sekira pukul 23.00 WIB. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menjelaskan pemilihan Bandara Kertajati atas persetujuan presiden dan masukan dari panglima TNI.



Muhadjir menjelaskan, sesaat setelah pesawat penjemput tiba di bandara WNI ABK langsung dievakuasi ke Pulau Sebaru Kecil menggunakan KRI dr Soeharso-990 melalui Pelabuhan PLTU Indramayu. Perjalanan dari Bandara Kertajati menuju Pelabuhan PLTU Indramayu menggunakan lima bus RSPAD Gatot Subroto yang telah disemprotkan disinfektan agar steril.

“Selanjutnya mereka dievakuasi dengan menggunakan KRI Soeharso melalui pelabuhan PLN Indramayu dan sambil menunggu verifikasi tes PCR (Polymerase Chain Reaction) yang dilakukan pusat laboratorium penyakit dan infeksi dari Kemenkes,” terang Muhadjir dalam konferensi pers terkait pemulangan WNI ABK Diamond Princess di Bandara Kertajati, Majalengka, Minggu (01/03/2020), dilansir dari laman resmi setkab.go.id.

Proses evakuasi bagi WNI ABK Diamond Princess dilakukan di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, lokasi yang sama dengan evakuasi WNI ABK World Dream. Evakuasi dilakukan dengan tujuan untuk menjalani proses observasi dari virus corona (Covid-19).

Sebelumnya delapan orang WNI ABK Diamond Princess telah dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Saat ini delapan WNI itu tengah dirawat intensif oleh otoritas Jepang. Muhadjir menegaskan, WNI ABK Diamond Princess yang dipulangkan ke Indonesia dalam keadaan sehat, terbukti dengan adanya sertifikat sehat dari otoritas Jepang.

“Kalau dia tidak sehat tak boleh dievakuasi, namun demikian kami akan mencermati lagi dan harus dengan segala kehati-hatian, maka nanti mereka akan dites ulang oleh pihak Kemenkes,” lanjut Muhadjir.

(redaksi)