Hard News

Puluhan Siswa SDIT dan SMP di Boyolali Diduga Keracunan Makanan

Jateng & DIY

6 Februari 2020 14:51 WIB

Ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit.


BOYOLALI, solotrust.com- Tak kurang dari 80 siswa keracunan makanan. Siswa yang keracunan itu dari SDIT Al Hikam dan SMP Al Hikam, Kecamatan Banyudono, Boyolali. Para siswa itu kini dilarikan ke Puskesmas 1 Banyudono.



Para siswa tersebut awal mengaku mual dan pusing pusing, mereka langsung ditangani petugas Puskesmas. Atas kejadian itu, mereka dirujuk ke RSU Pandan Arang Boyolali dan rumah sakit lainnya untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

Saat ditemui di Puskesmas 1 Banyudono, Yulianto, orang tua siswa mengaku kaget mengetahui anaknya termasuk salah satu korban keracunan. Dia mengetahui kejadian tersebut pada pukul 13.30 WIB saat akan menjemput putrinya, Alikha, siswi kelas II.

“Saya ditelepon pihak sekolah. Saya kaget menerima informasi itu, ternyata anak- anak keracunan makanan,” katanya kepada wartawan, Rabu (5/2/2020).

Sementara, Kepala SDIT Al Hikam, Sri Lestari mengatakan, kejadian itu diketahui menjelang salat Dhuhur, dimana sebagian anak sudah makan siang dan sebagian lainnya masih menunggu. Saat itulah, sejumlah siswa mengeluh kepalanya pusing dan perutnya mual.

“Karena ternyata yang mengalami gejala seperti itu cukup banyak, maka langsung kami bawa semua ke Puskesmas ini," ujarnya.

Lanjut dia, menu tersebut dipesan dari pengusaha catering. Untuk pagi ada snack atau makanan ringan semacam dadar gulung isi pisang coklat. Sedangkan untuk menu makan siang berupa sup dan tahu bakso.

“Yang mengalami seperti ini, mual dan pusing siswa kelas I dan II serta beberapa beberapa siswa SMP Al Hikam," kata dia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kesehatan, Sherly J Kilapong yang turut memantau pemeriksaan kesehatan para siswa mengungkapkan, pihaknya bertindak cepat memeriksa kondisi seluruh siswa.

“Beberapa siswa memang dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut," ujar dia.

Pihaknya juga sudah mengambil sampel makanan dan muntahan dari para siswa. Selanjutnya, sampel dikirimkan ke laboratorium untuk pengujian lebih lanjut. Sehingga bisa diketahui penyebab pasti dari dugaan keracunan tersebut.

"Kami belum bisa menyimpulkan keracunan makanan atau tidak. Ini sudah mengirim sempel makanan ke laboratorium,"pungkasnya. (Jaka)

(wd)