Serba serbi

Dosen UNS Sebut Infeksi Virus Corona Lebih Rentan Terhadap Orang Tua, Simak Penjelasannya

Olahraga

28 Januari 2020 11:56 WIB

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Dr. Reviono, dr., Sp.P (K)

SOLO, solotrust.com – Masyarakat dunia digemparkan dengan munculnya wabah Novel Coronavirus (2019-nCov) yang bersumber dari Kota Wuhan di China dan telah tersebar ke berbagai negara, puluhan orang meninggal dunia setelah terinfeksi, ribuan lainnya harus diisolasi, Kota Wuhan pun saat ini bak kota mati.

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Dr. Reviono, dr., Sp.P (K) menyebut virus baru ini memiliki kedekatan dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang menyerang saluran pada pernapasan manusia.



“Penularan virus corona ini sangat cepat karena melalui manusia ke manusia. Sehingga masyarakat harus mengetahui gejala apa saja yang dirasakan jika terkena virus corona ini,” ujar Reviono kepada wartawan di UNS, Senin (27/1/2020)

Dr. Reviono mengungkap dari puluhan korban meninggal dunia akibat wabah virus corona mayoritas merupakan kalangan orang tua disertai penyakit penyerta. Sedangkan 80 persen penderita sembuh karena tidak ada penyakit penyerta dan usia tergolong masih muda.

“80 persen pasien di Cina ini sembuh dengan sendirinya karena memang belum ada vaksin khusus virus corona.  Sebagai contoh jika kita terkena flu, tidak minum obat pun bisa sembuh karena virus dengan umurnya bisa mati sendiri,” paparnya

Dijelaskan dia, di dalam tubuh manusia terdapat interferon yaitu berupa protein alami yang diproduksi tubuh sebagai respon tubuh dalam melawan senyawa berbahaya, seperti virus. Jika produksi interferon cukup, maka virus bisa terkendali pertumbuhannya dan mati sendiri.

“Namun kalau sudah berusia tua dan ada penyakit yang disertai, produksi interferon tidak cukup dan virus bisa tumbuh terus,” katanya.

Untuk mengantisipasinya, masyarakat dianjurkan untuk sering melakukan cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker, mengkonsumsi gizi seimbang, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, menjaga kebugaran tubuh, menghindari sumber infeksi, rajin olahraga dan istirahat cukup, yang tak kalah genting adalah pastikan daging yang dikonsumsi dalam kondisi matang atau masak.

“Jika sedang flu jangan keluar rumah supaya tidak jadi sumber infeksi. Selalu cuci tangan ketika habis bepergian, karena tangan kita kan sering menyentuh pegangan pintu, pegangan tangga, dan lainnya dikhawatirkan tangan kita terkena virus,” jelasnya.

Pria yang juga menjabat Dekan FK UNS itu membeberkan gejala orang terpapar virus tersebut meliputi batuk, demam, kesulitan bernapas serta ada riwayat kontak dengan pasien positif terkena virus corona atau usai bepergian di negara sumber wabah.

“Jika mengalami gejala seperti batuk, demam, sulit bernapas segera periksakan diri ke pelayanan kesehatan atau rumah sakit untuk di cek dan memperoleh tindakan medis,” katanya

Kendati begitu, Reviono meminta masyarakat tidak perlu panik. Pihak pemerintah telah siaga dalam menyikapi hadirnya virus corona ini. seperti memperketat pintu masuk negara baik jalur darat, laut dan udara, menutup penerbangan dari dan ke Tiongkok serta memasang alat detektor suhu panas tubuh (thermo scanner).

“Di Indonesia, belum ada yang terjangkit virus corona ini. Kalau ada yang terkena virus corona, maka suhu tubuh meningkat. Sehingga di beberapa bandara memasang alat khusus untuk mendeteksi yang terinfeksi virus corona,” ujarnya. (adr)


 

(wd)