Hard News

Setelah Mejeng di Museum Belanda, 1500 Artefak Balik ke Indonesia

Sosial dan Politik

7 Januari 2020 00:15 WIB

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bersama Presiden RI Joko Widodo di Jakarta pada 23 November 2016 (Sumber: nltimes)

olotrust.com - Sebanyak 1500 artefak dari Indonesia akhirnya dikembalikan pemerintah Belanda setelah dipajang di Museum Nusantara Delft. Hal itu dilakukan usai ditutupnya museum lantaran mengalami kebangkrutan. 

Melansir berbagai sumber, upaya pengembalian artefak di Museum Nusantara Delft sudah dilakukan pemerintah Indonesia setelah mendapat masukan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) sejak 2013 silam saat museum itu tutup. Mereka khawatir artefak akan terbengkalai.



“Sejak Museum Nusantara di Delft ditutup karena kehabisan dana, tidak ada kejelasan tentang manuskrip-manuskrip kuno yang ada di sana,“ tulis profesor dari Universitas Leiden, Dick Van Der Meij lewat Indonesian Manuscrips from the islands of Java, Madura, Bali and Lombok.

Southeast Asian Archaeology melansir pada 2015 museum pernah menawarkan kepada Indonesia untuk mengembalikan 14 ribu artefak. Penawaran itu kemudian diterima Kacung Marijan, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat itu.

Negosiasi berjalan alot, pasalnya dari sekira 30 ribu artefak yang ada hanya ditawarkan 14 ribu saja. Akhirnya tercapai kesepakatan hanya 1500 koleksi artefak. Pada 2016, Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte saat berkunjung ke Jakarta menyerahkan sebuah keris yang akan dilanjutkan dengan pengembalian artefak lainnya yang telah dijanjikan. 

“Saya hadiahkan sebilah keris dari koleksi kami di Delft. Sebanyak 1500 sisanya akan menyusul ke Indonesia. Keris ini jadi yang pertama,” ucapnya, dilansir NL Times.

Selang tiga tahun berikutnya, sebanyak 1500 artefak akhirnya sampai ke Indonesia pada 2 Januari 2020. Artefak ini rencananya akan disimpan dan dipajang di Museum Nasional.

Sekadar informasi, artefak sebelumnya berada di Delft sebagai bahan belajar para birokrat yang akan dikirim ke Indonesia. Barang-barang itu digunakan sebagai langkah awal untuk memperkenalkan Indonesia. (dd)

(redaksi)