Entertainment

Kisah Tragis 8 Musisi Kapal Titanic, Salah Satunya Dapat Surat dari Ayah

Musik & Film

7 Desember 2019 19:01 WIB

Bangkai kapal Titanic (Sumber: Britannica)

Solotrust.com - Tragedi kapal RMS Titanic menabrak gunung es menyisakan berbagai cerita. Meski tragedi sudah berlangsung pada 1912 silam, namun ceritanya tak lekang oleh zaman.

Begitu banyak korban tenggelam. Mereka kebanyakan dari kalangan kaya yang mencoba merasakan sebuah kapal, konon katanya tak bisa tenggelam. Namun, malapetaka terjadi ketika kapal Titanic menabrak gunung es dan tidak dapat menghindarinya. Kapal pun pecah menjadi dua bagian dan tenggelam di Samudera Atlantik Utara.



Menyinggung kisah film Titanic, ingatkah kamu dengan adegan sekelompok musisi terus memainkan musiknya di tengah hiruk pikuk para penumpang yang panik mencoba menyelamatkan diri dari musibah tenggelamnya kapal? Adegan itu memang sengaja dibuat James Cameron karena delapan musisi itu memang ada dan menjadi bagian dari korban tenggelamnya kapal Titanic.

Menurut sumber yang berhasil dirangkum, di atas kapal Titanic kala itu ada delapan musisi yang tidak saling kenal. Ketika para penumpang kapal terlihat panik dan kalang kabut, mereka tampak tenang dan tetap memainkan alat musik yang mereka punyai. Mereka melakukan itu untuk sedikit menenangkan penumpang kapal. Para musisi itu memainkan musiknya di dek kedua kapal.

Pemimpin musisi yang terus meminkan musiknya adalah Wallace Hartley. Dia sengaja membujuk rekannya yang semula tidak saling kenal untuk memainkan komposisi musik demi menenangkan para penumpang.

Pada mulanya mereka memainkan musiknya di dalam ruangan. Namun, ketika kejadian semakin tak terkendali di dalam ruangan dan para penumpang sudah berada di atas dek kapal, kedelapan musisi itu pun berpindah dan memainkan musik di atas dek kapal Titnic dengan harapan orang-orang yang berada di atas dek kapal bisa sedikit ditenangkan dengan alunan musik yang mereka mainkan.

Ketika kapal tenggelam, kedelapan musisi itu pun ikut tenggelam di dinginnya cuaca Samudera Atlantik Utara. Kala jenazah Wallace Hartley diangkat, terdapat sebuah surat yang terlindung di jaket penyelamatnya dan juga tas biola miliknya. Surat dikirim oleh orang tua Wallace dan diterima sehari sebelum kapal tenggelam. Kedua orang tua Wallace kecewa ketika Wallace tetap dikirim oleh agensi tempatnya bekerja untuk bermain di kapal Titanic. Di bagian akhir surat, ayah Wallace berpesan, “Aku harap semua baik-baik saja bagimu.”.

Sayang, takdir berkata lain, Wallace bersama rekan-rekan barunya harus mengalami nasib nahas karena ikut menjadi korban tenggelamnya kapal RMS Titanic. (dd)

(redaksi)