Hard News

Apa Itu Fashion Berkelanjutan, Milenial Wajib Tahu!

Sosial dan Politik

2 Desember 2019 15:05 WIB

Co-founder Jelujur, Tania Ajani saat memberikan tips decluttering fashion kepada peserta Jelujur Slow Fashion Fest #1 di Kedai Kopi Kelana by Sekutu Kopi, Manahan, Banjarsari, Solo, Sabtu (30/11/2019)

SOLO, solotrust.com - Komunitas Jelujur menggelar Jelujur Slow Fashion Fest #1 di Kedai Kopi Kelana by Sekutu Kopi, Manahan, Banjarsari, Solo, Sabtu (30/11/2019).

Co-founder Jelujur, Tania Ajani menjelaskan, gerakan fashion berkelanjutan atau slow fashion bertujuan untuk memperlambat siklus produksi dan konsumsi pakaian memperhatikan sisi etis pada lingkungan dan sosial.



"Dengan memperlambat siklus mode, sampah yang dihasilkan dari sistem mode berkurang melalui inisiatif kebiasaan baik dalam mengelola pakaian dengan cara decluttering," kata dia di sela kegiatan.

Peserta yang datang membawa pakaian pantas pakai, kemudian ditukar clothing swap dengan pakaian lain yang ada di acara itu atau dijual.

"Pakaian yang dijual kembali atau ditukar dipastikan telah lolos quality control dari sisi kondisi,” terangnya.

Menurut Tania Ajani, dengan decluttering atau tidak langsung membeli pakaian baru, namun membeli pakaian bekas yang masih baik dan bertukar pakaian, otomatis siklus produksi dan konsumsi akan melambat serta beban lingkungan dari sampah yang dihasilkan industri pakaian juga berkurang.

"Kami ingin mengedukasi anak-anak muda khususnya agar bisa berhemat sekaligus turut aktif menjaga lingkungan dan pastinya tetap bisa berkreasi dalam hal berpakaian,” ujar dia.

Adapun dalam acara tersebut juga diadakan lokakarya, yakni book binding workshop oleh seniman kolase Achebong dan t-shirt weaving workshop oleh Craffein Labs.

"Workshop t-shirt weaving ini kaos bekas dimanfaatkan sebagai bahan untuk kerajinan agar tidak langsung menjadi sampah, sedangkan book binding kain perca sisa industri pakaian dimanfaatkan menjadi seni penghias sampul buku sehingga tidak hanya menjadi sampah, namun diperpanjang masa gunanya menjadi aksen seni pada buku dan pakaian," papar dia. (adr)

(redaksi)