Ekonomi & Bisnis

Fintech Geser Gaya Hidup Wong Solo

Ekonomi & Bisnis

22 November 2019 04:05 WIB

Salah satu tenant kuliner yang bekerjasama dengan fintech di Solo Paragon Mall

SOLO, solotrust.com - Pergeseran gaya hidup wong Solo alias masyarakat Kota Solo dan sekitarnya semakin terasa belakangan ini, terutama sebagai dampak perkembangan teknologi, khususnya ekonomi digital. Daya beli masyarakat diketahui bergerak naik secara simultan dengan adanya financial technology (Fintech), terutama terasa di pusat perbelanjaan atau mal. 

Marketing Communication Solo Paragon Mall, Veronica Lahji, mengatakan peningkatan daya beli simultan naik dengan pergeseran gaya hidup dan teknologi. Kondisi ini bukan hal aneh lagi karena masyarakat pasti akan mengikuti perkembangan zaman.



"Pergeseran gaya hidup ini menguntungkan berbagai pihak baik mal, tenant maupun konsumen. Adanya fintech berdampak positif secara online danoffline. Bila dulu fintech yang harus berburu tenant-tenant untuk kerjasama, sekarang bila tenant tidak mengikuti perkembangan zaman dan kerjasama dengan fintech, maka akan ketinggalan," paparnya, Rabu (20/11/2019).

Menurut Veronica Lahji, dampak positif fintech sudah pasti menguntungkan para tenant, khususnya dari segi promosi. Tenant yang bekerjasama dengan fintech pasti menawarkan cashback, poin, diskon dan benefit lain yang menarik minat konsumen. Apalagi dewasa ini, semakin banyak masyarakat Solo dan sekitarnya sudah familiar dengan dompet online seperti GoPay, Ovo, Dana, Link Aja, dan lainnya. 

Meski demikian, ia meyakini, penggunaan dompet fisik dan transaksi konvensional masih juga dilakukan masyarakat. Namun, milenial hingga merambah usia dewasa makin banyak yang menggunakan fintech didukung banyaknya promo ditawarkan. Pergeseran gaya hidup dengan fintech yang menawarkan promo-promo tertentu ini dilihat menarik bagi para pecandu belanja online

Dengan kehadiran fintech, kata Vero, meski segmentasi pusat perbelanjaan memang menengah ke atas, namun kini sasarannya makin meluas berkat fintech. Maraknya pembayaran melalui Gopay, Ovo dan lainnya yang menawarkan diskon atau cashback, memungkinkan semua lapisan masyarakat berbelanja. Masyarakat menengah ke bawah pun bisa merasakan produk dari brand-brand kelas atas. 

"Kota Solo sendiri karakteristiknya universal, masyarakat tidak lagi canggung membeli brand-brand terkenal karena gaya hidup bukan hanya fashion, tapi food & beverage (F&B) juga. Ada pergeseran gaya hidup yang membuat orang merasakan F&B ke taraf lebih tinggi lagi. Brand-brand kuliner seperti Marugame Udon dan Yoshinoya yang tak ada di tempat lain menjadi mercusuar kami," terangnya.

Di sisi lain, meski masyarakat mudah mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan diri dengan kehadiran fintech, bukan berarti media offline tidak lagi diminati. Secara offline, untuk produk fashion misalnya, masyarakat lebih suka datang ke toko dan menyentuh produk secara langsung. Meski diakui promo fintech untuk fashion tidak terlalu besar, maksimal Rp20 ribu dalam sekali transaksi, tapi mau tak mau masyarakat top up ke fintech yang digunakan sehingga tetap terasa pengaruhnya. (Rum)

(redaksi)