Hard News

7 Tahun Warga Mojo "Dihantui" Tinja IPAL

Jateng & DIY

13 November 2019 12:03 WIB

Pengecekan manhole IPAL bermasalah oleh Wakil Ketua DPRD Surakarta Taufiqurrahman di RT 03 RW 07 Mojo, Pasar Kliwon, Solo, Selasa (12/11/2019)

SOLO, solotrust.com - Selama kurun tujuh tahun terakhir, warga RT 03 RW 07 Mojo, Pasar Kliwon, Kota Solo, dihadapkan dengan munculnya bau tak sedap karena tinja yang terendap di saluran instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal  Terlebih saat hujan tiba, tinja sampai menyembul keluar.

Sukarman (77) yang tinggal di Jalan Bengawan Solo 3, tepat depan manhole IPAL menuturkan, tak hanya bau menyengat, saat hujan tiba kerap muncul tinja dari saluran tersebut. Setiap hari selama tujuh tahun terakhir warga mencium bau tinja dari manhole IPAL. Bahkan, tinja dari saluran tersebut selalu keluar ketika hujan datang.



Setelah diperiksa, limbah dari belasan warga ternyata berhenti di manhole berdiameter 60 cm karena sudut elevasinya lebih rendah. Saat dibuktikan Sukarman dengan membuka manhole ada tinja mengendap. Manhole tersebut merupakan hulu dari IPAL yang seharusnya mengalir ke Jalan Kahar Muzakir, namun tidak berfungsi semestinya.

“Kalau setiap ada hujan sedikit saja tinja nyembul keluar, warga sini sudah biasa membersihkan tinja-tinja yang keluar, kalau bau hari-hari biasa sudah bau. Ini dibangun tujuh tahun lalu, kami sudah lapor ke PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), meskipun sudah ada respons dengan menyedot tinja, tapi masalah kembali berulang, dan belum ada penanganan yang jelas untuk solusinya. Saya utarakan juga dalam forum saat rapat RW,” ungkapnya.

Wakil Ketua DPRD Solo, Taufiqurrahman yang mendengar hal itu langsung meninjau lokasi, Selasa (12/11/2019), Politisi Partai Golkar menilai ada kesalahan konstruksi pembangunan IPAL.

"Harusnya di sini lebih tinggi dari hilirnya atau saluran bisa diteruskan ke jalan Bengawan Solo," ujar dia.

Taufiq segera berkoordinasi dengan PDAM atas persoalan ini. Ia mendesak pembangunan IPAL tujuh tahun silam yang salah dapat segera diperbaiki.

"Warga sudah bagus mau ikut program IPAL, tapi malah jadinya seperti ini, jadi harus segera ditangani," tandasnya. (adr)

(redaksi)