Entertainment

Komisi Film Daerah Banyuwangi Gandeng Perfilman ISI Surakarta Dongkrak Potensi Daerah Lewat Karya Film

Musik & Film

26 Oktober 2019 21:28 WIB

Wakil Ketua Badan Perfilman Indonesia, Dewi Umaya Rachman dalam acara FGD di Gedung Sungging Prabangkara Kampus 2 Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI, Mojosongo, Jebres, Surakarta, Kamis (24/10/2019).


SOLO, solotrust.com – Akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta berkolaborasi dengan Komisi Film Daerah (KFD) Banyuwangi dan Badan Perfilman Indonesia (BPI) berupaya mendongkrak potensi pengembangan film di daerah melihat banyak setting dan kearifan lokal yang menarik untuk diangkat.



Hal itu disampaikan Sekretaris Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang juga sebagai Sekretaris KFD Banyuwangi, Choliqul Ridha dalam Focus Group Discussion (FGD) di Gedung Sungging Prabangkara Kampus 2 Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI, Mojosongo, Jebres, Surakarta, Kamis (24/10/2019)

“Pertumbuhan film Indonesia dalam dasawarsa terakhir tidak lagi dimonopoli Jakarta, baik sebagai setting cerita film, maupun pelaku usaha-usaha perfilman. Saat ini banyak film yang diproduksi di daerah, dengan mengangkat cerita-cerita lokal yang menarik,” KATA Choliqul kepada solotrustcom di sela-sela acara.

Melihat peluang itu, KFD berniat membangkitkan iklim perfilman di daerah sekaligus memperkaya khasanah perfilman Indonesia. Sejak tahun 2017 BEKRAF dan Badan Perfilman Indonesia (BPI) telah menginisiasi 5 daerah untuk menjadi prototipe Komisi Film Daerah.

“Komisi ini adalah sebuah badan dalam lingkungan pemerintah daerah yang bertujuan untuk mempromosikan serta menyediakan pusat pelayanan penyelenggaraan kegiatan perfilman  di suatu daerah,” kata dia.

Dengan adanya komisi ini, kata dia, diharapkan para pelaku perfilman mendapat kemudahan dalam menyelenggarakan kegiatan perfilman terutama produksi film, pengembangan atau pendidikan perfilman dengan muara sertifikasi insan film.

Banyuwangi yang merupakan kabupaten di ujung Timur pulau Jawa yang berseberangan dengan Pulau Bali ini, dikenal akan kekayaan seni budaya, serta kekayaan keindahan alamnya yang sangat menarik untuk dieksplorasi dalam film.

“Saat ini kabupaten Banyuwangi telah menjalin Kerjasama dengan ISI Surakarta dalam pengembangan SDM Seni dan Budaya, di mana ISI Surakarta memiliki Program Studi Film dan Televisi,” bebernya

Wakil Ketua Badan Perfilman Indonesia, Dewi Umaya Rachman melihat banyak hal positif dari pengembangan perfilman di daerah, selain berdampak ekonomi, juga menjadi promosi budaya pariwisata yang baik bagi daerah tersebut.

Ia memaparkan, dari program Akatara, Forum Bisnis Film terbesar di Indonesia, bebeberapa KFD telah menjalin komitmen pembuatan Film dengan beberapa pembuat film, antara lain yang telah diproduksi dan ditayangkan di Bioskop Adalah Iqro: My Universe, selain itu juga film Autobiografi karya Makbul Mubaraq.

Bidang Fasilitasi Pembiayaan Film, Agung Sentosa berharap FGD ini menemukan arah yang jelas untuk merancang kesepakatan program aksi Studi Pengembangan Potensi Perfilman dengan prototipe kegiatan yang dapat dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi.

Adapun kegiatan ini diikuti peserta yang terdiri dari dosen, Bappeda Surakarta, Dispora Surakarta, peneliti dan mahasiswa Prodi Televisi dan Film ISI Surakarta dengan narasumber Choliqul, Lalu Roisamri selaku Bidang Promosi Lokasi BPI dan Satriana Didik selaku Kapuslit LPPMPP ISI Surakarta. (adr)

(wd)