Ekonomi & Bisnis

Peran UMKM di Sektor Pariwisata Harus Lebih Optimal

Ekonomi & Bisnis

25 Oktober 2019 11:15 WIB

Seminar UMKM di KPw BI Solo.


SOLO, solotrust.com - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sebagai penyedia layanan dan produk pendukung pariwisata, harus dilibatkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Untuk itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surakarta (KPw BI Solo) mengadakan seminar UMKM bertema “Memperkuat Perkonomian Melalui Optimalisasi Peran UMKM dalam Sektor Pariwisata”, di KPw BI Solo, Kamis, 24 Oktober 2019.



Agenda rutin tahunan ini sebagai ajang berbagi wawasan mengenai isu pengembangan UMKM terkini serta bentuk apresiasi bagi seluruh mitra yang telah bekerja sama dengan KPwBI Solo terkait program pengembangan UMKM.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Bambang Pramono menyampaikan, akselerasi pengembangan sektor pariwisata perlu menjadi prioritas untuk meningkatkan penerimaan devisa dalam rangka mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

"Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dibutuhkan keterlibatan UMKM, sebagai penyedia layanan dan produk pendukung pariwisata. Layanan dan kualitas produk yang ditawarkan UMKM pendukung pariwisata juga akan sangat berpengaruh terhadap pengembangan sektor pariwisata," tutur Bambang dalam sambutan, Kamis (24/10/2019).

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 16.056 pulau dengan keindahan alam dan keragaman budaya yang tak ternilai harganya. Kekayaan alam dan ragam budaya Indonesia memiliki potensi sektor pariwisata yang besar. Potensi pariwisata ini dapat menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan.

Strategi pencapaian kinerja pariwisata dilakukan melalui peningkatan aksesibilitas, keragaman atraksi, kualitas amenitas. Didukung oleh penguatan promosi, dan peningkatan kapasitas pelaku pariwisata (3A2P). Terutama untuk destinasi wisata prioritas seperti Danau Toba, Borobudur-Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang), Mandalika, Labuan Bajo, Bali, Jakarta, Banyuwangi, Bromo, dan Kepulauan Riau.

Dalam seminar UMKM tersebut, hadir narasumber dengan pengalaman di bidang pengembangan pariwisata. Antara lain Bandoe Widiarto (Kepala Grup Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI), Guru Besar dan tenaga ahli di Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Baiquni, dan travel blogger / writer Marischka Prudence.

Kepala Grup Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen, Bandoe Widiarto menyampaikan bahwa Bank Indonesia melakukan pengembangan UMKM Pariwisata secara end-to-end dalam bentuk kajian, penyusunan model bisnis, bantuan teknis, dan fasilitasi sesuai kebutuhan UMKM.

"Dengan adanya pengembangan UMKM oleh Bank Indonesia, diharapkan akan ada perbaikan dari sisi produksi, manajemen, dan hilirisasi," ujarnya.

Dalam konteks pengembangan pariwisata di Wilayah Solo Raya, Guru Besar dan tenaga ahli di Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Baiquni mengatakan, perlu dilakukan pengembangan turisme kreatif dengan melibatkan UMKM sehingga bisa menjadi wadah self development wisatawan. Baiquni juga menyampaikan bahwa perlu ada pengggiatan kredit untuk usaha bidang seni dan budaya, yaitu KUSBINI.

Sementara itu, Marischka Prudence menambahkan bahwa pariwisata merupakan salah satu aspek pendorong utama perkembangan suatu daerah. Namun sayangnya, pelaku pariwisata besar masih banyak berasal dari asing. Masyarakat lokal, dalam hal ini UMKM lokal diharapkan bisa termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam mendorong pariwisata daerahnya. (Rum)

(wd)