Pend & Budaya

Komunitas Puisi Menyemai Kata Membagi Bibit Tanaman

Pend & Budaya

23 Oktober 2019 21:03 WIB

Komunitas bibit puisi bersama dengan anak - anak kecil yang membacakan puisinya.


Solotrust.com- Sebuah puisi merupakan rangkaian kalimat yang disusun dengan indah oleh si pengarang. Dia melantunkan kata demi kata yang telah disemai oleh rasa melalu sebuah ungkapan karya. Puisi bisa dinikmati setiap orang, baik itu tua, muda bahkan anak – anak bisa membawakan sebuah puisi nan indah dan kemudian membacakannya.



Seperti yang dilakukan oleh komunitas bibit puisi yang setiap Minggu hadir di Car Free Day ( CFD ) Slamet Riyadi. Komunitas bibit puisi hadir untuk menghapus dahaga para pecinta puisi dan juga bibit – bibit tanaman di sela – sela Minggu pagi.

Ditemui pada Kamis (17/10/2019), salah satu koordinator komunitas Bibit Puisi, Fanny Chotimah menceritakan tentang terbentuknya Komunitas Bibit Puisi.

“Bibit puisi awalnya itu 2016. Terbentuk pada suatu event budaya yang digagas Bentara Budaya Solo.“ ujarnya sembari mengisahkan awal perjalanan Komunitas Bibit Puisi.

Fanny kemudian melanjutkan ceritanya, saat itu seniman – seniman diminta untuk merespons lingkungan. Termasuk para pecinta sastra pun juga diminta hal yang sama. Lalu Fanny dan teman – teman bekerjasama dengan Komunitas Bibit Tanaman, akhirnya mereka mempunyai ide membagikan tanaman yang telah ditempelkan puisi.

“Maka dinamakan bibit puisi.” ungkap perempuan cantik ini.

“ Sebenarnya idenya itu secara spontas. Yang digagas oleh Mbah Prapto, aku dan temana – teman, ya udah terjadilah di Car Free Day kegiatan itu. Dan responnya luar biasa.” bebernya dengan semangat.

Berangkat dari respons positif dari masyarakat yang menyambutnya maka, teman-teman Komunitas Bibit Puisi mulai rutin setiap Minggu pagi di Car Free Day. Puisi – puisi yang dibacakan berasal dari banyak kalangan. Bisa juga langsung menulis puisi ditempat lalu dibacakan, namun juga ada puisi – puisi yang sudah disediakan baik dari penyair terkenal maupun dari orang – orang yang menyumbang puisinya agar dibacakan.

Melakukan kegiatan rutinitas seperti ini bukan tanpa kendala, bibit puisi yang mulai rutin tiap Minggu pagi melakukan gerakan membaca puisi dan membagi-bagikan bibit puisi pun sempat vakum. Ini lantaran banyak dari anggota komunitasnya mempunyai kegiatan yang beragam. Tapi saat ini Komunitas Bibit Puisi kembali lagi melakukan program kegiatan setiap dua minggu sekali di depan Toko buku Gramedia Slamet Riyadi di saat CFD.

Selain di CFD, menurut Fanny, Komunitas Bibit Puisi pernah juga tampil diundang di acara pesta pernikahan. Kemudian di sekolah – sekolah juga pernah mengundang ketika ada lomba – lomba. Dan juga di sela – sela kegiatan acara layar tancep Festival Film Merdeka.

“Dan yang terakhir sih di sungai Kampung Laweyan bergabung bersama teman – teman Kampung Laweyan dalam kegiatan resik – resik Kali Laweyan. Baca Puisi di sungai sambil bersih – bersih Laweyan. Itu merupakan moment yang aneh dan ajaib.” Ujar Fanny antusias, karena melihat respons dari warga sekitar yang masih asing dan malu – malu ketika ingin terlibat baca.

Untuk bibit puisi yang dibagi – bagikan selain dari menanam juga dari hasil membeli, selain itu juga ada donasi yang siap membantu untuk mensuplay bibit – bibit tanaman. (dd)

(wd)