Serba serbi

Intimidasi Wartawan dan Tingkah Tak Terpuji Kepada Pemain Persis Solo, Aksi Tolle Disayangkan Banyak Pihak

Olahraga

22 Oktober 2019 13:25 WIB

Komentar warganet terhadap aksi Achmad Hisyam Tolle.

SOLO, solotrust.com – Aksi intimidasi yang dilakukan Achmad Hisyam Tolle terhadap jurnalis Goal Indonesia Budi Cahyono sangat disayangkan oleh wartawan di Kota Solo, seperti disampaikan wartawan senior Radio Republik Indonesia Edwi Puryono.

Diketahui, Tolle memaksa sang jurnalis untuk menghapus jepretan di gallery kamera profesionalnya yang diketahui merekam aksi Tolle tengah melancarkan aksi tak terpuji dengan tendangan Kungfu kepada pemain Persis Solo Mochamad Shulton Fajar, saat kericuhan pada pertandingan Derby Mataram PSIM Yogyakarta kontra Persis Solo di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Senin (21/10/2019)



“Sangat disayangkan, mencederai fair play sportfitas, apalagi pemain di liga professional sampai melakukan hal semacam itu,” tutur Edwi

Menurut wartawan yang telah makan banyak asam garam di desk olahraga itu, aksi yang dilakukan Tolle mutlak harus ada sanksi komisi disiplin PSSI, akan tetapi karena aksinya dilakukan tepat di akhir musim kompetisi dan PSIM tidak lolos ke fase 8 besar kemungkinan tidak ada sanksi yang didaratkan.

“Mutlak harus ada sanksi, tapi sayangnya kompetisi sudah berakhir, kalau PSIM lolos kan lebih ngena sanksinya saat ini, tapi kalau nunggu musim depan kesannya tidak up to date, tapi kita serahkan ke PSSI bagaimana melihatnya,” ujarnya.

Tak hanya rekan sesama profesi wartawan, kecaman juga datang dari warganet di laman sosial media yang sangat menyayangkan aksi tidak terpuji Tolle dalam rekaman video berdurasi 46 detik yang diunggah akun @infoligaindonesia_ yang tayangannya mencapai 54.800 lebih dengan 600 lebih komentar yang mayoritas tidak menyukai aksi Tolle tersebut dan berharap dikenakan sanksi Komdis PSSI

Sementara itu, Jurnalis Goal Indonesia, Budi cahyono menuturkan, dirinya diintimidasi di pinggir lapangan usai kedapatan sang pemain, dirinya merekam tingkah tak disiplin pemain PSIM itu.

“Waktu itu kamera saya sempat diambil Tolle, terus saya bilang agar di pinggir lapangan saja supaya lebih aman karena situasinya ricuh takutnya malah rusak, lalu ada Hendika Arga mengajak ke ruang ganti sambil menenangkan Tolle, ada Aldaier Makatindu juga saat itu. Pas di ruang ganti, saya diminta menghapus semua foto yang ada dirinya dari kamera, dan saya sudah memaafkan pemainnya," terang Budi.

Dalam laga krusial penuh tensi rivalitas akrab dengan sebutan Derby Mataram ini sepanjang pertandingan memang menyajikan tensi tinggi kendati sebenarnya tidak ada lagi tiket tersisa ke babak 8 besar setelah Martapura FC memastikan diri lolos di hari yang sama, para pendukung semakin tak terima atas dasar gengsi dan harga diri ketika klub kesayangannya itu takluk atas tim rival Persis Solo dengan skor 2-3, pertandingan terhenti di masa injury time. (adr)

(wd)