Pend & Budaya

Rangkaian dan Venue Meretas Kertas: Visual Art Event 3-15 Oktober 2019

Pend & Budaya

3 Oktober 2019 21:27 WIB

Rektor ISI Surakarta, Dr. Drs. Guntur, M.Hum. saat memukul gong pembukaan Pameran Seni Visual Meretas Kertas di Galeri Seni Rupa Kampus 2 Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Mojosongo, Jebres, Solo, Kamis (3/10/2019).

SOLO, solotrust.com – Sepanjang awal Oktober hingga pertengahan bulan nanti publik disuguhkan pertunjukan seni bertajuk Meretas Kertas : Visual Art Event di empat venue, meliputi Galeri Seni Rupa Kampus 2 Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Balai Soedjatmoko, Harian Umum Solopos dan Rumah Banjarsari, pada 3 - 15 Oktober 2019.

Event ini secara garis besar membahas peran kertas sejak ditemukan berabad-abad lalu hingga sekarang yang mampu melahirkan dan menumbuhkan peradaban komunitas manusia di muka bumi ini. Bahkan hingga hadirnya era teknologi komunikasi informasi digital, peran kertas masih begitu lekat dalam hidup manusia sehari hari.



 “Jutaan ide, pengetahuan, ilmu pengetahuan, kisah, pengisahan, mimpi, realitas, karya seni, lahir dan bertumbuh atas jasa keberadaan kertas. Begitu pentingnya keberadaan dan peran kertas inilah yang membuat Fakultas Seni Rupa dan Desain lSl Surakarta merasa perlu mengapresiasinya dalam kegiatan artistik intelektual,” ujar Rektor ISI Surakarta, Guntur kepada solotrustcom usai pembukaan di Galeri Seni Rupa Kampus 2 Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Mojosongo, Jebres, Solo, Kamis (3/10/2019)

Kegiatan seni visual meretas kertas ini dirangkai dalam beberapa kegiatan mulai dari pameran karya karya seni rupa dengan segala variannya yang bertolak dari segala hal yang berkait dengan kertas, baik medium atau gagasan yang melatarbelakangi.

Kemudian, diskusi dan launching buku kumpulan tulisan yang diterbitkan bersama Balai Soediatmoko dan FSRD ISI Surakarta dari penulis beragam latar belakang keilmuan dan profesi di Balai Soedjatmoko serta workshop pembuatan kertas daur ulang dan penciptaan karya seni rupa dari bahan kertas daur ulang yang diselenggarakan di Rumah Banjarsari.

Kegiatan ini melibatkan banyak pihak dari berbagai latar belakang keilmuan dan profesi, lembaga-lembaga lain di luar ISI Surakarta, para seniman (seni rupa dan seni pertunjukan), serta mahasiswa.

“Ini upaya bersama kami untuk membedah, mempelajari, menganalisis, menerobos dan memodifikasi segala hal ihwal kertas yang diekspresikan dalam karya karya artistik dan karya karya intelektual lainnya,” terangnya.

Peserta pameran Meretas Kertas: Visual Art Event di Galeri ISI Surakarta terdiri dari peserta undangan, mahasiswa dan dosen, dari FSRD ISI Surakarta, mahasiswa dan dosen dari FSRD UNS, FKIP UNS, ISI Yogyakarta, Jurusan Seni dan Antropologi Budaya FIB Universitas Brawiiaya Malang, Institut Teknologi Bandung, Universitas Maranatha Bandung, UiTM Malaysia dan Shah Alam Universiti Malaysia.

Peserta mahasiswa yang terseleksi dari beberapa perguruan tinggi seperti alumni FSRD lSl Surakarta diantaranya Hasan, Ari Wuryanto, M. Anton Afghanial, dan lain lain, komunitas seni rupa diantaranya LED Studio, Gratis Lowos, Grafis Huru Hara, dan lain lain serta seniman undangan, diantaranya Yudi Sulistyo (lndonesia), Eszter Tari (Hongaria), Agus Kamaloedin (Filipina]), dan Fransiska Fennert (Jerman).

Sementara itu pameran yang diselenggarakan di Balai Soedjatmoko bertajuk "Qirthoosu", dibuka pada rabu, 9 Oktober 2019, pukul 19.30 WIB. Dan berlangsung hingga 15 Oktober 2019. Selain pameran, pada Jumat 11 Oktober 2019 pykul 19.30 WIB di Balai Soedjatmoko juga diselenggarakan diskusi dan launching buku bunga rampai tulisan “Meretas Kertas", dimoderatori oleh Albertus Rusputranto F.A, serta menghadirkan pembicara Prof. Setiawan Sabana (seniman, guru besar ITB) dan Aris Arif Mundayat (peneliti dan pengajar program studi Sosiologi FISIP UNS).

Pameran "Qirthoosu" menghadirkan karya karya seni rupa dari para perupa Indonesia, yaitu: Anto Bopak, Bibit "Jrabang" Waluyo, Bonyong Muniardhie, Crack Studio, Eunike Nugroho, Feri W, Flourish Sekarjati, lwan Effendi, Luna Dian S.A., Melati Suryadarma, Mulya Karya, Nasirun, Ugo Untoro, Usman S., Samuel Indratma, S.E. Dewantoro, Siam Candra dan Sonny Irawan.

Sedangkan di lobi gedung kantor Harian Umum Solopos digelar pameran instalasi seni karya Satriana Didiek lsnanta dan Deny Tri Ardianto yang berlangsung pada 11 - 15 Oktober 2019. Lalu pada Selasa, 15 Oktober 2019, pukul 19.30 WIB, di lobi gedung Solopos digelar pementasan karya kolaborasi Djarot Budi Darsono, Eko Supendi, Bjeou Nayaka, Satriana Didiek lsnanta dan Deny Tri Ardianto, setelah pementasan usai dilanjutkan dengan diskusi (artist talk).

Venue keempat, di Rumah Banjarsari, Ruang Publik dan Seni, pada 11 - 12 Oktober 2019 diselenggarakan workshop pembuatan kertas daur ulang dan penciptaan karya seni rupa dengan menggunakan kertas daur ulang. Kegiatan tersebut dimulai dari pukul 09.00 WIB hingga selesai.

Para penulis yang diundang untuk berkontribusi dalam buku ini mempunyai latar belakang keilmuan dan profesi yang berbeda-beda, meliputi Albertus Rusputranto F.A (Pengajar di FSRD ISI Surakarta), Andi Setiawan (pengajar Desain Interior UNS), Aris Arif Mundayat (peneliti dan pengajar program studi Sosiologi FISIP UNS), Bandung Mawardi (penulis esai, puisi dan resensi buku), Heri Priyatmoko (pengajar sejarah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), Ichwan Prasetyo (jurnalis Harian Solopos), Muchus Budi R (pengelola redaksi detik.com biro Jateng DIY), Setiawan Sabana (seniman dan guru besar di FSRD ITB) dan Yunanto Sutyastomo (bekerja di Bentara Budaya Yogyakarta dan aktif di Soeracarta Heritage Society, Pawon Sastra dan PSNKI Realino). (adr)

(wd)