Pend & Budaya

Mider praja, Wali Kota Ngrekso Sendang Kamulyan Dewi Anggraini

Pend & Budaya

21 September 2019 10:00 WIB

Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo bersama Wawali Achmad Purnomo saat Ngrekso Sendang Dewi Anggraini, Nusukan, Banjarsari, Solo, Jumat (20/9/2019).

SOLO, solotrust.com - Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo turut serta dalam kegiatan Ngrekso Sendang Kamulyan Dewi Anggraini, di SMA Negeri 6 Surakarta, Jalan Mr. Sartono nomor 30, Bibis Luhur RW 21, Nusukan, Banjarsari, Solo, Jumat (20/9/2019) pagi dalam rangkaian kegiatan Mider Praja.

Tiba di lokasi, wali kota langsung memasuki area dalam sendang, untuk memulai kegiatan ngrekso sendang, mula-mula ia diminta menyalakan sebuah lilin dan memanjatkan doa sesuai keyakinannya, usai berdoa dengan tampak khusuk kemudian bersama Wakil Wali Kota Achmad Purnomo menguras sendang dengan menimbanya serta membasuh muka dengan air sendang yang berada di bawah pohon beringin berikat kain merah putih tersebut. Dalam prosesi tersebut juga disediakan sarana berupa jajan pasar, mangkuk berisi air dan bunga melati, air kopi dan dupa.



Setelah ngrekso dilakukan wali kota, dilanjutkan oleh pemangku terkait warga RW.21 ngrekso sendang bersama-sama, bahkan dipakai untuk mandi untuk menghabiskan air di sendang tersebut hingga nanti berganti menjadi air yang baru.

Wali Kota mengaku baru pertama kali mengetahui keberadaan Sendang Kamulyan Dewi Angraini yang berada tepat di pagar depan tempat Presiden Joko Widodo mengenyam bangu pendidikan tingkat menengah atas tersebut yang mana pintunya masuknya hanya selebar badan orang dewasa.

“Kegiatan ini merupakan upaya nguri-uri budaya, air adalah sumber kehidupan, tanpa air kita bisa mati jadi harus dilestarikan bersama, saya sendiri baru mendengar dan baru melihat langsung kalau di sini ada sendang,” kata Wali Kota.

Melihat posisi sendang yang selintas tak terlihat, menerima usulan warga kelurahan setempat, maka wali kota bakal berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan pemugaran supaya lebih terlihat dan menjadi rujukan wisata budaya masyarakat.

“Supaya kelihatan dari luar nanti matur provinsi untuk dilestarikan, ini kan asetnya provinsi saya harus melapor ke provinsi, agar menjadi tujuan wisata budaya, setiap tahunnya kan ada kegiatan ini, harus dilestarkan,” bebernya.

Ia berpesan kepada masyarakat yang turut menguras untuk mengecek terlebih dahulu kondisi dalam sendang apakah ada kandungan gas atau tidak dengan menggunakan senthir. Bahkan, Rudy juga mengambil sample air dalam sendang dimasukkan ke dalam sebuah botol untuk mengecek kualitas air.

 “Jika airnya berkualitas kan nanti bisa dikonsumsi, bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, masyarakat diminta tidak menganggap musyrik keberadaan Sendang Anggraini, beda hal menyembah sendang dengan berdoa di dalam sendang supaya air bisa dikonsumsi dan bermanfaat, meminta kepada Tuhan yang memberikan kita hidup.

“Musyrik, syirik tidak perlu diperdebatkan, ini bentuk syukur atas anugerah agar terus diberkahi air melalui sendang ini, jadi ya jangan dianggap seperti itu justru harus dilestarikan, tadi saya juga berdoa di dalam,” pungkas Rudy. (adr)

(wd)