Pend & Budaya

BASAbali Wiki Terima Penghargaan dari UNESCO

Pend & Budaya

12 September 2019 11:37 WIB

BASAbali Wiki menerima penghargaan The UNESCO Confucius Prize for Literacy, diterima oleh Direktur BASAbali Gde Nala Antara di kantor pusat UNESCO, Paris, Prancis, Senin (9/9/2019). (Gambar: via Instagram @wikibasabali).

Solotrust.com - BASAbali Wiki, sebuah organisasi yang berupaya melestarikan Bahasa Bali melalui pembuatan aplikasi digital kamus bahasa Bali menerima The UNESCO Confucius Prize for Literacy.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Asisten Direktur Jenderal The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk bidang Pendidikan, Stefania Giannini kepada Direktur BASAbali Gde Nala Antara di kantor pusat UNESCO, Paris, Prancis, Senin (9/9/2019).



Dilansir dari laman berita Kemdikbud (10/9/2019), dalam penerimaan penghargaan tersebut, Nala didampingi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harris Iskandar dan Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Surya Rosa Putra.

Harris Iskandar, yang juga Komite Pengarah Aliansi Literasi Dunia (Global Alliance for Literacy) UNESCO menyampaikan bahwa kunci keberhasilan BASABali adalah melestarikan bahasa melalui penggunaan teknologi serta pemberdayaan masyarakat.

“Ini merupakan hasil berkolaborasi para akademisi, pemerintah daerah, seniman, dan berbagai komunitas untuk turut bersama mengembangkan aplikasi BASAbali,” tutur Harris.

Program BASAbali, tutur Nala, menggabungkan upaya pelestarian bahasa daerah melalui digitalisasi bahasa. Program tersebut merupakan integrasi pengembangan bahasa Bali melalui kamus wiki, ensiklopedia, dan perpusatakaan virtual.

“Sejak diluncurkan pada tahun 2011, BASAbali Wiki telah digunakan lebih dari 500 ribu orang,” jelas Nala.

Untuk menjamin kualitas dan akurasi bahasa, BASAbali memiliki tim pakar yang memeriksa tiap kosakata yang diunggah dalam laman mereka https://dictionary.basabali.org. Mereka juga menyajikan kosakata bahasa daerah Bali yang disalin ke dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selain Indonesia terdapat dua negara lain yang mendapatkan penghargaan serupa, yakni Colombia dan Italia.

Ini bukanlah kali pertama Indonesia menerima penghargaan serupa. Pada tahun 2012, Indonesia mendapatkan penghargaan UNESCO King Sejong Literacy Prize.

Bahasa daerah memiliki repertoar atau perbendaharaan kata yang amat beragam dan hal tersebut dapat memperkaya bahasa Indonesia.

Surya Rosa Putra mengatakan berdasarkan data UNESCO tahun 2019, Indonesia memiliki 707 bahasa daerah, atau yang terbanyak dari 29 negara yang menjadi target pengembangan literasi oleh UNESCO. (Lin)

(wd)