Hard News

Pemkot dan PT. SCMPP Teken Addendum Kelima Perjanjian Kerjasama PLTSa Putri Cempo

Jateng & DIY

5 September 2019 01:57 WIB

Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo (kanan) bersama Direktur PT. Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP), Erlan Syuherlan (kiri) menandatangani addendum kelima perjanjian terkait PLTSa, di Kantor Wali Kota, Kompleks Balai Kota Surakarta pada Selasa (3/9/2019).

SOLO, solotrust.com – Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo bersama Direktur PT. Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP), Erlan Syuherlan menandatangani addendum kelima perjanjian terkait perpanjangan masa persiapan pembangunan konstruksi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Putri Cempo sebagai infrastruktur pengelolaan sampah Kota Surakarta berbasis teknologi.

Baca: Proyek PLTSa Putri Cempo, Investor Tengah Pertimbangkan 4 Calon Kreditur



Penandatanganan berlangsung di Kantor Wali Kota, Kompleks Balai Kota Surakarta pada Selasa (3/9/2019). Rudy menekankan, sesuai pasal 6 dan 7 bahwa kerjasama penyediaan infrastruktur pengelolaan sampah Kota Surakarta berbasis teknologi ramah lingkungan secara tegas menggunakan konsep 'Zero Waste'.

“Keuntungan utama menggunakan teknologi ini selain ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi. Seluruh jenis sampah, kecuali batu, besi dan kaca akan diolah menjadi energi listrik. Dan sisa produksi berupa butiran mirip dengan tanah yang dapat digunakan sebagai pupuk tanpa melalui pengolahan lagi,” ujar Wali Kota.

Ia menjelaskan, TPA Putri Cempo memiliki lahan seluas 17 hektare, sehingga dengan pengolahan sampah di lahan tersebut secara total maka akan tersedia dataran yang dapat dimanfaatkan untuk hal lain

Sementara itu, Dirut PT SCMPP, Elan Syuherlan menyatakan, siap memulai pembangunan PLTSa yang grounbreakingnya direncanakan bulan September ini.

"Kami sudah siap, untuk peletakan batu pertama oleh Pak Presiden atau Pak Luhut atau Pak Wali Kota, kami ikut saja," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Kamis (29/8/2019) lalu, juga telah memastikan proyek tersebut sudah siap dikonstruksi.

"Financial closing sudah, jadi tinggal konstruksi saja," ujar Luhut

Luhut bahkan menilai teknologi yang diterapkan PT. SCMPP dalam mengolah sampah ini bagus untuk diterapkan di daerah lain, sebab penerapannya yang menggunakan sistem plasma gasifikasi prosesnya ramah lingkungan.

Dengan dibangunnya PLTSa itu nantinya sampah-sampah perkotaan bakal diolah menjadi energi listrik dengan proses wet pyrolysis mengubah sampah padat perkotaan menjadi biochar. Selanjutnya, melalui proses gasifikasi batubara atau bio massa (biochar) diubah menjadi gas sintetis. Lalu, gas sintetis itulah yang bakal dikonversi menjadi bentuk energi lain seperti listrik.

"Proyeknya bagus, kan dari Jerman, metodenya bukan seperti insinerator,” terangnya.

Luhut berpesan agar dalam pelaksanaannya nanti pemerintah daerah tetap menerapkan tipping fee sesuai regulasi kepada pelaksana pengelola PLTSa akan tetapi besarannya bisa menyesuaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota. Sedangkan mengenai harga pembelian listrik oleh PLN, Luhut memastikan sudah tidak ada permasalahan.

“Yang pasti jangan gratis lah," katanya.

Untuk tahap pertama, akan dibangun tujuh unit gasifier alat pengelola sampah di TPA Putri Cempo yang bisa menghasilkan listrik 5 MW (megawatt) nett electric city dari sekitar 220 hingga 250 ton sampah yang masuk di TPA Putri Cempo. Selanjutnya, bakal dibangun lagi untuk menghasilkan listrik tambahan 5 MW. Sehingga kedepan total dapat menghasilkan energi listrik sebesar 10 MW dari 450 ton sampah kota per hari.

Baca: Dalam 4 Tahun ke Depan, 12 PLTSa Akan Beroperasi

"Nanti bisa dikembangkan lagi, sampahnya bisa diambil dari daerah lain di sekitar. Kan spiritnya itu kebersihan, menghabiskan sampah. Dan saya yakin Solo dalam lima tahun ke depan bersih," ujarnya Luhut. (adr)

(wd)