Hard News

Cinta Tanah Air, Tuna Netra Ikut Upacara Hari Kemerdekaan

Jateng & DIY

19 Agustus 2019 10:19 WIB

Para Tuna Netra melaksanakan hormat bendera Merah Putih seraya diiringi Lagu Indonesia Raya dalam Upacara Peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI, di halaman belakang Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Bhakti Candrasa, Pajang, Laweyan, Solo, Sabtu (17/8/2019).

SOLO, solotrust.com – Para penyandang disabilitas tuna netra yang berjumlah seratusan, dengan penuh semangat melaksanakan upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia yang digelar di halaman belakang Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Bhakti Candrasa, Pajang, Laweyan, Solo, Sabtu (17/8/2019).

Baca: Upacara HUT ke-74 RI di Sriwedari Berlangsung Khidmat



Tak hanya turut serta sebagai peserta upacara, namun sebagian dari mereka bertindak langsung sebagai petugas upacara, tak khayal bentuk bakti dan kecintaan mereka terhadap negeri ini menderu decak kagum dari hadirin maupun wartawan yang tengah meliput kegiatan itu.

Seperti dilakukan, Etik Winarsih (40) yang bertugas sebagai pengibar bendera. Meskipun tak bisa melihat, namun Etik mampu menghentakkan langkah demi langkahnya hingga sampai pada tiang bendera dengan aba-aba kedua rekan yang menderita low vision yang berada di sisi kanan dan kirinya. Sebelumnya, ia telah menjalani sesi latihan sebanyak dua kali pada tanggal 14 Agustus lalu dan pagi ini.

Etik sempat merasa khawatir jika ia tak berhasil mengibarkan bendera dengan baik akan mengganggu kekhidmatan jalannya upacara, namun rasa khawatir itu berhasil disingkirkan Etik berkat keyakinannya untuk mengerek Sang Merah Putih berkibar di pucuk tiang tertinggi dengan iringan lagu Indonesia Raya.

“Tadi saya jalannya sempat miring, kan sudah dikira-kira, tapi ada pendamping yang meluruskan kok, dan sebelumnya juga sudah berlatih, jadi yakin bisa,” kata Etik kepada solotrustcom usai upacara.

Wanita asal Boyolali itu mengaku pengalaman ini bukan pertamakalinya ia jalani, 20 tahun yang lalu, kata dia, saat bersekolah di panti sosial ia juga pernah melaksanakan tugas sebagai pengibar bendera. Karena bagi Etik, turut dalam upacara bendera sudah menjadi hak dan kewajibannya sebagai anak negeri.

Upacara pun berlangsung khidmat kendati mereka memiliki keterbatasan dalam pengelihatan atau bahkan sama sekali tidak bisa melihat namun mereka berupaya keras untuk sukses menjadi bagian dari Hari Kemerdekaan Indonesia, tahapan demi tahapan prosesi upacara mampu dijalani dengan baik, seperti saat hormat bendera, mendengar aba-aba dari komandan upacara, serempak tangan mereka pun langsung membentuk sikap hormat pada Sang Merah Putih. Selain itu, saat lagu Indonesia Raya, aba-aba dilakukan dengan nada hitungan satu dua tanpa oleh dirigen.

Sementara itu saat pembacaan teks Proklamasi, Pancasila maupun UUD 1945, petugas mengandalkan hafalan dari apa yang telah tertanam dalam benak dan pikiran mereka. Pengalaman unik dilakukan Triyono (32), tak ingin mengandalkan hafalan saja, untuk antisipasi jika sewaktu-waktu ia ternyata lupa atau keliru karena grogi saat bertugas, ia pun menyiapkan sebuah teks pancasila dengan huruf braile.

“Sebenarnya sudah hafal, tapi kan kalau grogi bisa mendadak lupa nanti, terus ada usulan dari pak Purwanto yang jadi pembina upacara itu, katanya suruh pakai teks, ya tadi mendadak saya bikin teks Pancasila dengan huruf braile,” bebernya.

Serupa dengan Etik, Triyono ternyata juga pernah bertugas sebagai pembaca teks Pancasila tahun 2009 lalu. Meski sudah memiliki pengalaman, namun ia tak ingin jumawa.

“Iya mas, dulu saya pernah juga waktu sekolah tahun 2009, jadi yang membacakan teks Pancasila, ini diminta lagi agak deg-degan tapi saya harus bisa,” kata dia.

Momentum Peringatan HUT ke-74 RI ini sekaligus mengakrabkan warga Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Bhakti Candrasa dengan para alumi yang tergabung dalam Kelompok Masseur Tunanetra Sabtu Wage (KMTS) Solo.

“Kita adalah bagian dari Indonesia yang mau berjuang untuk menjadi sumber daya manusia yang unggul dan bisa membawa Indonesia maju,” ungkapnya Purwanto (68) Pembina Upacara yang juga merupakan alumni. (adr)

(wd)