Hard News

Jumlah Kehamilan Usia Remaja di Klaten Tinggi, 8 Ibu Hamil Meninggal

Jateng & DIY

10 Agustus 2019 13:03 WIB

Ilustrasi.

KLATEN, solotrust.com- Pada tahun ini (2019), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten pada mencatat jumlah kehamilan di usia remaja dinilai tinggi, sementara angka kematian ibu hamil sampai semester pertama tercatat ada 8 orang.

Terkait hal ini Staf Seksi Kesgagizi Dinas Kesehaan Klaten Yeni Nurul Ratnawati mengatakan, jumlah kasus kehamilan remaja sampai Juli 2019 tercatat 143 kasus dari jumlah itu hanya 43 kasus terlaporkan sampai ke persalinan. Sedangkan pada 2018, dari 400 kasus kehamilan remaja, hanya 159 kasus yang terlaporkan sampai persalinan.



“Tahun 2018 hanya 143 yang tercatat sampai melahirkan, sisanya kami belum tahu apakah terjadi keguguran atau digugurkan, sedangkan kesadaran mereka untuk melaporkan ke Puskesmas juga sangat rendah, sedangkan sampai pertengahan tahun ini dari 143 kasus yang terlaporkan hanya 43 kasus, sisanya tidak diketahui,” katanya di Klaten, Kamis (8/8/2019) dalam workshop yang diselenggarakan Yayasan Inisiatif Perubahan Akses Menuju Sehat (IPAS) Indonesia.

Tingkat kematian ibu hamil 2017 Klaten ini, kata dia tercatat masuk peringkat 10 besar tertinggi di tingkat Jawa Tengah dengan jumlah kematian ibu hamil mencapai 18 orang setahun, pada 2018 tercatat menurun menjadi 13 orang dan masuk peringkat 13 tertinggi di Jawa Tengah.

“Semoga di tahun ini tidak meningkat lagi angka kematian ibu hamil, karena sampai dengan semester pertama tahun ini sudah 8 orang meninggal dunia," terang dia.

 

Dia menambahkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingkat kehamilan dan angka kematian yang cukup tinggi di Klaten, yakni sosialisasi kesehatan reproduksi yang cukup rendah, sehingga mereka belum sepenuhnya mendapatkan Pengetahuan tentang HKSR.

Kondisi ini menjadi perhatian Yayasan IPAS Jakarta yang kemudian menjadikan Klaten, Jateng sebagai pilot project untuk menangani peningkatan status reproduksi perempuan dan remaja perempuan. Pernjanjian nota kesepahaman sudah dilakukan tahun lalu.

Direktur Yayasan IPAS Indonesia dr Marcia Soumokil mengatakan, Yayasan IPAS Indonesia, sudah ada kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada(UGM) Yogyakarta melakukan pendampingan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bagas Waras dan Rumah Sakit Aisyiah Klaten.

"IPAS Ini sudah ada kerjasama dengan perguruan, seperti UGM,"ujar dia.

Pendampingan memberi pelatihan pada tim dokter oksigen, dokter umum, dan para bidan. Yayasan IPAS Indonesia juga mendampingi bagi ibu yang keguguran dengan membersihkan atau mengeluarkan sisa hasil konsesi. Yayasan IPAS Indonesia juga memberi pelatihan petugas di 2 Puskesmas juga ialah Puskesmas Bayat dan Puskesmas Juwiring. (Jaka)

(wd)