Hard News

Buka IMF, Wali Kota Dorong Orang Tua Tanamkan Cinta Seni Budaya Pada Anak

Jateng & DIY

06 Juli 2019 10:12 WIB

Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo saat memberikan sambutan dalam opening ceremony IMF 2019 di Pendaphi Gede Balai Kota Surakarta, Jumat (5/7/2019) malam


SOLO, solotrust.com – Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo membuka secara langsung opening ceremony event International Mask Festival (IMF) 2019 di Pendaphi Gede Balai Kota Surakarta, Jumat (5/7/2019) malam. Bagi Rudy, IMF adalah upaya untuk nguri-uri kebudayaan dalam hal ini seni topeng.



Baca juga: Pertunjukan Seni Topeng IMF 2019 Digelar Akhir Pekan Ini di Balaikota Surakarta

Pada kesempatan itu, Rudy mengapresiasi penyelenggara yang terus mampu menyelenggarakan acara seni dan budaya itu dari tahun ke tahun hingga tahun ke enam ini tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surakarta.

“Ini sudah tahun keenam dan pengunjungnya selalu ramai meriah dari tahun ke tahun, biarpun penyelenggara tidak mendapatkan stimulant dari APBD, harapan saya nanti bisa masuk kalender event, jadi Pemkot bisa terlibat, dari pelaksana mungkin bisa minta bantuan Pemkot memasang baliho di beberapa titik milik Pemkot pasti lebih banyak, syukur-syukur tahun depan tiga hari digelarnya,” kata Rudy

Rudy berharap, ke depan penyelenggaraan event dapat terus menggunakan latar Pendaphi Gede Balai Kota, karena cocok dengan konsep yang sekarang terbuka dan umum bagi masyarakat. Berkaca dari gelaran IMF sebelumnya, digelar awalnya tahun 2014 di Benteng Vastenburg dan tahun berikutnya di Pendopo Prangwedanan Pura Mangkunegaran.

“Kami berharap setiap tahunnya digelar di Pendaphi Gede, karena kan sudah tidak panas, sekarang sudah ramah masyarakat tidak ada pagar dan sebagainya,” ucapnya.

Wali Kota juga berpesan kepada para orang tua, agar menanamkan rasa cinta seni dan budaya sebagai bekal karakter kepada anak kedepannya, karena seni bagian dari sebuah pembangunan karakter manusia. Orang tua didorong untuk memberikan pemahaman mengenai seni, budaya dan keyakinan.

Orang nomor satu di lingkup Pemkot Surakarta itu mengibaratkan apabila Tari Merak ditarikan tanpa mengikuti irama gending, maka tidak akan pas dan sesuka sendiri, namun karena sudah menjiwai dan karakter terbentuk akhirnya bisa selaras dengan irama yang ada, seperti halnya pemerintah, masyarakat dengan seni budaya, apabila menjiwai dan mencintai maka akan tumbuh bersama-sama.

“Kita sebagai bangsa yang besar, mempunyai martabat yang luar biasa wajb melestarikan seni budaya bangsanya sendiri. Bung Karno selalu menyampaikan yang berubah hanyalah waktu bukan pandanganku, artinya pandangan Bung Karno terhadap Indonesia ya NKRI dan dasar negara adalah Pancasila, sehingga kalau warga masyarakat mengedepankan dan memiliki keinginan yang sama untuk membangun Solo, Mapan Budayane Kuncara Kuthane, Mapan Budayane Mapan Wargane, generasi ke depan harus kita bangun mulai sekarang,” tuturnya.

“Seni budaya dengan keyakinan harus dipahamkan, jadi barong-barong di sini merupakan produk seni yang harus dilestarikan jangan sampai diambil negara lain,” pungkas Rudy. (adr)

(wd)