Hard News

Angin Segar, Warga Terdampak Transito Mulai Bikin Rekening untuk Ongkos Bongkar

Jateng & DIY

15 Juni 2019 10:11 WIB

Warga saat menunggu panggilan dari petugas Bank Jateng untuk pembuatan rekening tabungan di Kantor Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, pada Kamis (13/6/2019) malam.


SOLO, solotrust.com - Sebagai persiapan penerimaan pencairan ongkos ganti bongkar, ratusan warga terdampak penataan kawasan Transito membuat rekening tabungan Bank Jateng di Kantor Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, pada Kamis (13/6/2019) malam.



Baca juga: Penataan Transito Dilakukan Usai Lebaran, Pemkot Siapkan Selter, Pasar Tradisional dan Rusunawa

Pemkot Surakarta kemudian mentransfer uang bongkar yang nominalnya bervariasi sesuai ukuran bangunan tersebut ke rekening masing-masing penerima. Staf Bank Jateng, Gesti Kadesta mengatakan, pembuatan rekening ini dilakukan oleh warga yang belum memiliki rekening tabungan.

"Kalau yang sudah punya bisa pakai rekening lama," ucap Gesti di sela kegiatan.

Gesti menuturkan, kegiatan yang dilakukan hari ini adalah seputar pengisian data pembuatan rekening buku tabungan baru sesuai pemilik bangunan yang terdaftar melalui pendataan Dinas Perdagangan.

"Nanti rekening diserahkan ke Dinas Perdagangan," jelas dia.

Salah seorang warga terdampak, Bambang Sugianto (58) menuturkan, ia mendapatkan ongkos bongkar untuk bangunan berkukuran 7 x 6 meter senilai Rp 2.100.000.

Bambang tinggal di Kampung Jantirejo Rt 03 Rw 13, Pajang, Laweyan. Ia mengaku sementara waktu akan tinggal di rumah orang tuanya terlebih dahulu setelah 15 tahun tinggal di bantaran rel kereta api kawasan terdampak tersebut. Selain ongkos ganti bongkar, Pemkot juga menyediakan rusunawa bagi warga terdampak.

Ia bercerita, bila tempat ia tinggali belasan tahun itu merupakan jatah kakeknya yang seorang penjaga pintu perlintasan kereta api setempat.

Dalam waktu dekat ia disibukkan untuk memilah dan memilih sejumlah barang yang masih bisa bermanfaat sembari menunggu ongkos bongkar cair.

"Saya dapat dua juta seratus ribu rupiah untuk bangunan ukuran 7×6 meter, di sana dulu jatah kakek saya yang seorang penjaga palang pintu. Kalau diminta pindah saya tidak apa-apa. Tapi saya tidak punya rumah lain, opsi pemerintah kan rumah susun, tapi tempatnya jangan yang tinggi-tinggi," beber dia. (adr)

(wd)