Hard News

Persiapan Masa Angkutan Lebaran, sopir Bus di Terminal Tirtonadi Dicek Kesehatannya

Jateng & DIY

22 Mei 2019 13:34 WIB

Petugas tengah melakukan tes urine di Terminal Tipe A Tirtonadi Surakarta, Jumat (29/3/2019) lalu. (dok. solotrust.com)

SOLO, solotrust.com – Sejumlah persiapan untuk menyambut masa angkutan lebaran 2019 terus dimatangkan oleh Pengelola Terminal Tipe A Tirtonadi Surakarta, selain melakukan ramp check secara berkala terhadap bus dari berbagi Perusahaan Otomotif (PO), pengemudi juga mendapat perhatian khusus dengan diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi bus yang transit di terminal setempat, pemeriksaan kesehatan dilakukan selama dua hari, Rabu hingga Kamis (22-23/5/2019).

Koordinator Tes Kesehatan Pengemudi, Sunaryo menerangkan, pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk memastikan pengemudi laik dalam mengemudikan kendaraannya. Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari tes buta warna, tensi, paru, gula darah, alkohol, tensi, hingga narkoba. Sehingga dapat diketahui kondisi kesehatan pengemudi untuk penanganan lebih lanjut. Pasalnya, faktor kesehatan menjadi penyebab utama kelalaian pengemudi.



”Dari situ kita simpulkan hasil pemeriksaan faktor risiko yang terjadi pada pengemudi, selanjutnya pengemudi mendapatkan surat sertifikasi kelaiakan jalan. Bagi pengemudi yang laik mengemudikan kendaraan, tetap harus memantau kesehatannya di pos-pos kesehatan secara berkala, sedangkan yang tidak laik mengemudi tidak boleh mengemudikan kendaraan karena kondisi kesehatan dapat berisiko akan diri sendiri dan orang lain, tindak lanjutnya kami berikan pengobatan atau kami rujuk ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut agar memperbaiki kondisi kesehatannya sehingga laik mengemudikan kendaraan,” ujar Sunaryo kepada solotrust.com di sela pemeriksaan kesehatan.

Sunaryo mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang disimpulkan oleh dokter dan tim medis, kemudian dikeluarkan rekomendasi kepada Koordinator Terminal Tipe A Tirtonadi untuk menjadi bahan pertimbangan laik tidaknya pengemudi menjalankan busnya. Menurutnya, mayoritas pengemudi kedapatan menderita penyakit hipertensi dan diabetes, sedangkan untuk penyalahgunaan obat terlarang tidak ditemukan.

"Paling banyak seperti hipertensi dan gula. Ya disebabkan karena kurang berolahraga dan pola hidup tidak teratur. Kalau yang hipertensi tingkat sedang kami berikan pengobatan. Kalau perlu rujukan, kami berikan fasilitas rujukan. Minimal tiga hari pengobatan nanti bisa melakukan pengecekan kembali. Sedangkan untuk kasus narkoba belum ada, dulu hanya pernah sekali tahun 2015. Kalau pengguna narkoba jelas tidak diperkenankan untuk jalan," tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surakarta, Kompol Edison Pandjaitan mengatakan, bila tes narkoba penting dilakukan kepada pengemudi sebagai bentuk antisipasi penyalahgunaan obat-obatan terlarang di kalangan pengemudi bus. Pengecekan dilakukan dengan tes urine. Ia menegaskan, bagi yang terbukti menggunakan narkoba dilakukan assessment agar tidak mengemudikan kendaraan lagi dan direhabilitasi.

”Karena intensitas perjalanan armada kan terus menerus sehingga perlu diawasi penyalahgunaan narkoba oleh pengemudi. Padahal jelas mengkonsumsi narkoba itu berbahaya karena pandangan bisa kabur. Kalau soal tahan fisik kan halusinasinya. Jika kedapatan kita koordinasi dengan Dinas Kesehatan agar direhabilitasi," tegas Edison.

Sementara itu, Koordinator Terminal, Joko Sutriyanto menyebut, kegiatan ini memang rutin dilakukan pihak terminal bersama Dinas Kesehatan dan Kepolisian setiap tiga bulan sekali, khusus menjelang masa angkutan lebaran akan lebih diintensifkan untuk memastikan kelaikan pengemudi agar penumpang aman dan nyaman selamat sampai tujuan mereka. Kepada para sopir bus ia mengimbau, supaya menyiapkan fisik yang sehat dan prima selama perjalanan, mengkonsumsi makanan yang bersih dan bergizi, serta menghindari narkoba dan minuman keras.

”Kondisi sopir harus siap dari segi kesehatan. Berhak jalan atau tidaknya kami yang menentukan. Kami juga arahkan pengemudi supaya cek kesehatan sebelum berkendara, tenang dalam mengemudikan bus, kemudian beristirahat setiap 4 jam dengan melakukan peregangan, minum air mineral yang cukup, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dan terakhir yang juga penting adalah mematuhi rambu-rambu lalu lintas,” jelas dia.

Salah seorang sopir bus PO. EKA, Suprayitno mengatakan, bahwa telah diperiksa kesehatannya secara menyeluruh dan dinyatakan kondisi kesehatannya dalam kondisi normal. Pengemudi bus jurusan Surabaya – Semarang dan Magelang itu menyebut pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi bus merupakan kegiatan yang penting dan bagus dilakukan terlebih pada masa angkutan lebaran.

”Kalau pemeriksaan kesehatan saya selalu mengikuti setiap tahun dan hasilnya selalu bagus, seperti gula darah, tensi normal, narkoba juga negatif, Saya tidak pernah minum-minuman,” tuturnya. (adr)

(wd)