Hard News

Hardiknas, Ini Pesan Kadisbud dan Kadisdik di Solo Untuk Insan Pendidikan

Jateng & DIY

03 Mei 2019 18:41 WIB

Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo (kiri) dan Kadisdik Etty Retnowati (kanan) saat menyerahkan piala juara umum 1 Popda SMA/sederajat usai Upacara Hardiknas di Stadion Sriwedari, Solo, Kamis (2/5/2019)

SOLO, solotrust.com - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei menjadi momentum bagi segenap insan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan berbalut kebudayaan dengan merekonstruksi tata nilai dan tata perilaku untuk membangun kejayaan leluhur bangsa Indonesia.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, Kinkin Sultanul Hakim menjelaskan, untuk meningkatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan diperlukan pembentukan karakter dari aspek pendidikan maupun kebudayaan.



Selaras dengan itu, dalam konteks kebudayaan, posisi kebudayaan sebagai basis pendidikan nasional semakin kukuh dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, serta Kongres Kebudayaan tahun 2018.

"Kita sama-sama membangun pembentukan karakter, akademis lewat pendidikan, kalau kebudayaan melalui nilai-nilai luhur bangsa kita yang sudah lama ada sebenarnya," kata Kinkin saat ditemui solotrust.com di sela kegiatan Upacara Hardiknas 2019 di Stadion Sriwedari, Laweyan, Solo, Kamis (2/5/2019).

"Negara ini tersadar tanpa ada pendidikan kebudayaan maka kita akan kehilangan nilai-nilai leluhur, dan menjadi gamang, sinergitas pendidikan dan kebudayaan ini sangat strategis," imbuh dia.

Menurutnya, local wisdom harus dipertahankan generasi penerus bangsa di tengah gempuran budaya-budaya dari luar bangsa Indonesia. Upayanya adalah bagaimana anak didik dari tingkat kanak-kanak hingga SMA dapat melestarikannya melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan, salah satunya kegiatan Solo Menari 2019, ataupun melalui muatan lokal dalam pelajaran di sekolah.

"Sinergitas kita anak didik ada di pendidikan, tapi konten budaya kita yang garap, bagaimana anak-anak mencintai sejarah lewat kunjungan ke museum, termasuk workshop, banyak hal yang bisa dimunculkan, melalui muatan lokal di sekolah yang berbasis pada budaya," ujarnya.

Senada dengan Kinkin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati menyebut, diperlukan penguatan karakter di samping peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru, guna meningkatkan mutu pendidikan baik formal maupun non formal.

Sementara saat disinggung dengan maraknya kasus perilaku siswa berani melawan guru, Etty menyebut meski kejadian tersebut bukan terjadi di Kota Solo. Namun perlu diwaspadai akan pergeseran nilai-nilai luhur dan kesantunan generasi penerus bangsa.

Sementara itu, dalam pendidikan karakter untuk membentuk insan berakhlak mulia, empan papan, sopan santun, tanggung jawab, serta budi pekerti yang luhur, dibutuhkan sentuhan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

"Meski di Solo tidak ada, kita harus antisipasi, guru kita tekankan harus sabar, tetapi juga kita tuntut untuk mendidik anak agar disiplin, tata krama bagus, sopan terhadap orang yang lebih tua, tapi peran orang tua itu juga sangat penting di sekolah dan rumah harus diajari. Kita kan sekolah ramah anak jadi tidak ada kekerasan," tuturnya.

Di samping itu, untuk meningkatkan kualitas literasi di Solo, pihaknya menggalakan pameran dan bazaar buku, gerakan gemar membaca dan gerakan satu guru satu buku.

"Kota Solo kita harapkan literasi semakin meningkat meskipun tantangan sangat berat, anak-anak sekarang agak malas membaca, makanya kita gelar pameran dan bazaar buku, kalau untuk guru kita canangkan satu guru satu buku, menulis kan dimulai dari membaca," terang dia.

Pada kesempatan Hardiknas, Etty bersama Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo juga menyerahkan sejumlah penghargaan bagi guru, kepala sekolah, pengawas hingga pelajar berprestasi dari tingkat TK hingga SMA/sederajat di lingkungan Kota Bengawan.

Selain itu, diserahkan pula bantuan dari Baznas Surakarta senilai Rp 100.000.000 untuk pembangunan Masjid Taman Sriwedari Surakarta. (adr)

(wd)