Serba serbi

Atlet Panahan Nasional, Curi Pagar untuk Membuat Busur

Olahraga

17 November 2017 10:55 WIB

Eddy Roostopo, mantan atlet panahan nasional. (solotrust-gil)

SOLO, solotrust.com - Sukses adalah buah dari ketekunan, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan Eddy Roostopo. Pria kelahiran Tawangmangu, 16 Juli 1955 tersebut adalah mantan atlet panahan nasional. Dirinya tercatat pernah memperoleh medali emas cabang olahraga panahan PON XI 1985 di Jakarta.

Segudang prestasinya dalam cabang panahan telah diraih. Medali-medalinya ditata rapi di lemari di Sriwedari, belakang Gedung Wayang Orang, Solo.



Saat ditanya kenapa tertarik memanah, dirinya bercerita mulanya pernah mencuri pagar bambu milik tetangga untuk membuat panah. Saat itulah ia mulai menekuni panah, hingga dirinya menjadi atlet nasional.

Usai pensiun dari atlet, pria yang akrab disapa Kakung Popop ini memilih menekuni usaha kerajinan membuat busur panah. Sejak 1977 hingga sekarang, produksinya sudah ke mana-mana, termasuk ke mancanegara.

Kakek tiga cucu ini mengaku idenya membuat busur panah berawal dari ayahnya yang turun ke dirinya hingga sekarang. Produk busur panah yang dibuat kebanyakan tradisional, terbuat dari bahan kayu dan bambu. Dia juga melayani permintaan berkualitas nasional yang menggunakan bahan baku kombinasi dengan barang impor seperti karbon dan talinya.

"Dalam mebuat busur membutuhkan ketenangan dan ketelitian menjadi kunci suksesnya hingga sekarang," tuturnya kepada solotrust.com saat menyambangi rumahnya, Rabu (16/11/17).

Berbekal ketekunan, kini produknya terus digemari para atlet nasional, bahkan ada pesanan dari luar negeri seperti Hongaria. Produksi membuat busur panah tersebut rata-rata mencapai 10 set dalam satu pekan.

Produk busur panah buatan Kakung Popop menggunakan bahan baku kayu sonokeling, eboni, dan sawo. Variasi harga mulai dari Rp1,1 juta per set, hingga Rp2,8 juta per set tergantung bahan yang digunakan. Sementara harga anak panah sebanyak 12 batang rata-rata dijual antara Rp350 ribu hingga Rp500 ribu.

Selain menekuni kerajinan busur panah, Kakung Popop saat ini juga menjabat sebagai penasehat dari komunitas jemparingan Matraman yakni Semut Ireng Pop Archery Sriwedari (SIPAS ), sebuah komunitas pecinta jemparingan atau panahan tradisional. Ia pun mengajak semua untuk belajar tentang panah di workshop-nya di belakang Gedung Wayang Orang, Solo.

"Siapa saja boleh berkunjung ke sini, baik belajar maupun memesan busur,” katanya.

Sementara itu dalam rentang waktu tiga bulan di tahun 2017 ini, Kakung Popop sudah dua kali datang ke Bali untuk memberikan workshop panahan tradisional (jemparingan), sekaligus mendampingi tim SIPAS berlaga di Kejuaraan Panahan Tradisional dalam rangka HUT Pancer Langit.

 

(gil-way)

(Redaksi Solotrust)