Hard News

DMFI Ungkap 13.700 Anjing Setiap Bulannya Dibunuh Untuk Dikonsumsi

Jateng & DIY

25 April 2019 19:35 WIB

Aksi campaign Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) untuk Solo Bebas Daging Anjing, di Halaman Balai Kota Surakarta, Kamis (25/4/2019)

SOLO, solotrust.com - Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) menggelar kampanye  penolakan terhadap perdagangan daging anjing untuk konsumsi manusia.

Aksi yang dilakukan puluhan aktivis dan penyayang hewan itu menyedot perhatian masyarakat yang melintasi jalan Jendral Sudirman, Halaman Balai Kota Surakarta, Kamis (25/4/2019) siang.



Mereka membentangkan spanduk bernada penolakan terhadap perdagangan dan konsumsi daging anjing, para aktivis itu juga membagi-bagikan sticker kepada masyarakat yang berisi ajakan tidak memakan daging anjing.

Setelah menggelar aksi di Halaman Balai Kota, mereka diterima Pemkot Surakarta untuk beraudiensi di ruang rapat Sekda yang masih di dalam kompleks Balai Kota. Mereka bermaksud mengajak kerja sama Pemkot untuk menghentikan perdagangan daging anjing dan menyukseskan misi agar Indonesia bebas rabies.

"Kami ingin mengekspose kekejaman perdagangan daging anjing di Kota Solo, dan kami serahkan langsung laporan investigasi kami kepada Wali Kota, yang menunjukkan jumlah peningkatan konsumsi dan perdagangan daging anjing  secara besar-besaran, dan kami ajak Pemkot Surakarta bekerjasama menghentikan perdagangan daging anjing, serta memberikan edukasi bagi masyarakat," kata salah seorang aktivis Animal Friends Jogja (AFJ), Angelina Pane kepada solotrust.com saat ditemui di sela aksi.

Menurut wanita yang akrab disapa Ina itu, tahun 2017 terdapat 10.000 anjing yang dikonsumsi lalu meningkat menjadi 13.700 rata -rata per bulan di tahun 2019 ini. Angka yang sedemikian besar menjadi keprihatinan para aktivis binatang ini lantaran daging anjing yang dikonsumsi secara massif itu tidak diketahui penyakit dan status vaksinasinya.

Di Kota Solo, ada 82 warung yang secara terang-terangan menjual daging anjing dan puluhan lainnya di sekitar Solo yang dijual tidak secara terbuka.

"Di Solo saja setiap warung bisa 5-7 ekor anjing, sehari 500 ekor anjing. Bulan Januari 2019 kemarin kami investigasi ada peningkatan cukup tajam," ujarnya. (adr)

(wd)