Hard News

Kenang Kisah Sengsara Yesus, OMK St. Antonius Purbayan Gelar Visualisasi Jalan Salib

Jateng & DIY

20 April 2019 11:25 WIB

Visualisasi Jalan salib OMK. Santo Antonius Purbayan, Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (19/4/2019).

SOLO, solotrust.com - Orang Muda Katolik (OMK) Parkoi Santo Antonius Purbayan menggelar visualisasi jalan salib untuk memperingati Wafat Yesus Kristus.

Visualisasi yang digelar di Gereja Santo Antonius, Purbayan, Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (19/4/2019) itu disaksikan ratusan umat Katolik paroki setempat. Visualisasi yang dimulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB itu berlangsung penuh haru.



Sebanyak kurang lebih 60 orang OMK mampu membawakan peran demi peran dari kisah sengara Yesus dengan apik. Visualisasi itu diceritakan dengan begitu detail, mulai dari Yesus dikhianati oleh Yudas, Yesus ditangkap, dibawa ke Istana Hanas, dihadapan Pontius Pilatus, Yesus disalibkan bersama dua orang lain hingga Jenazah Yesus dibungkus dengan kain kafan dan dimakamkan.

Properti yang digunakan beragam mulai dari sak semen untuk bebatuan dan miniatur bukit Golgota tempat Yesus disalibkan, kemudian dua buah kayu salib dengan berat mencapai 50 kilogram untuk menyalibkan Yesus, dan salib yang dipanggul pemeran Yesus seberat 30 kilogram, selain itu properti lain berupa tombak, pentung, silih dan busana yang lekat dengen gambaran kisah Yesus saat itu, para prajurit hingga rakyat.

Umat pun terlihat khusuk dalam mengikuti devosi Jalan Salib ini. Bagi umat Katolik peristiwa wafatnya Yesus Kristus disebut dengan hari Jumat Agung. Pastor Paroki St. Purbayan Romo Romo Stefanus Bagus Aris Rudianto SJ, mengatakan Jalan Salib merupakan pusat penghayatan hidup umat katolik selain doa rosario, novena dan lain-lain.

"Visualisasi ini menggambarkan kisah sengsara Yesus Kristus. Secara garis besar peristiwa visualisasi jalab salib menampilkan perjuangan Yesus bukti kalau Yesus mencintai manusia. Jalan salib menjadi sebuah jalan yang nyata menuju kemuliaan, bagaimana Yesus taat pada kehendak Allah," papar Romo Bagus sapaan akrabnya.

Para pemeran visualisasi kisah sengsara Kristus telah berlatih selama waktu 3 bulan. Menurutnya, hal istimewanya adalah bagaimana menyatukan anak muda Katolik untuk berkumpul, berdiskusi pengorbanan Yesus sebagai sebuah berkah, di mana Yesus rela berkorban disalibkan sebagai wujud ketaatan pada Allah dan untuk menyelamatkan umat manusia.

Romo menyampaikan bahwa kisah sengsara itu bukan berhenti pada penderitaan yang diterima Yesus saja hingga. Melainkan berakhir pada suka cita kebangkitan Yesus dan hidup kekal. 

"Anak muda katolik harus sadar bahwa jalan salib penuh penderitaan tapi dibaliknya ada hikmah keselamatan, manusia diselamatkan oleh Allah karena cintanya yang begitu besar, ini wujud konkrit Allah mencintai manusia," ungkapnya.

Romo Bagus berharap agar melalui visualisasi ini ke depan menjadi sarana ekspresi anak muda untuk menghayati peran demi peran  dan dapat mengambil pelajaran sisi positif dari pengalaman ini. Selain itu, disampaikan dalam visualisasi itu hal-hal yang relevan di zaman dengan kisah zaman Yesus Kristus.

"Umat diajarkan untuk berani berkorban. Jangan memfitnah, kemudian agar mau terlibat untuk berbagi baik dari segi perhatian waktu, tenaga, materiil, karena lebih baik memberi daripada menerima, dan memberikan pelayanan bagi kaum difabel, miskin dan menderita. Termasuk diingatkan pula mengenai bahaya kerusakan lingkungan, bahaya Narkoba," pungkasnya. (adr)

(wd)