Serba serbi

Optimalkan Bangunan Kuno, Java Terrace Kitchen & Bar Ramaikan Kuliner Solo

Wisata & Kuliner

17 April 2019 05:11 WIB

Java Terrace di kompleks Hotel Pop-Harris.

SOLO, solotrust.com - Java Terrace Kitchen and Bar, yang terletak di kompleks Hotel Harris & Pop Solo, hadir untuk menambah destinasi wisata kuliner di kota Solo dengan mengkolaborasikan bangunan tradisional Jawa Joglo yang berdiri sejak 1851 dengan ruangan yang modern dan elegan untuk segala usia.

General Manager Java Terrace Kitchen and Bar, Brian Wicaksono menerangkan, bangunan kuno ini dijaga keasliannya dengan renovasi agar tetap kokoh. Mengingat pusat kota Solo pada jaman dulu sebenarnya di Purwosari bukan di Gladak, itulah sebabnya dinamai Java Terrace karena ini terasnya orang mau masuk ke kota Solo.



"Restoran ini mengakomodir 3 segmen yaitu keluarga, milenial, dan bisnis. Konsep family yang nyaman untuk bersantap dengan keluarga, ruangan kontainer lebih ke milenial untuk ngopi dan ngeteh, dan pebisnis untuk melakukan meeting atau seminar. Di sisi belakang ada ruangan semi outdoor dengan live music setiap hari dan residen DJ, tapi bukan tempat clubbing hanya untuk chilling," tuturnya, Senin (15/4/2019).

Pria yang pernah menjadi juara 2 Master Chef Indonesia season 3 tersebut menjelaskan menu di Java Terrace Kitchen and Bar bisa dibilang unik karena perpaduan masakan tradisional dengan modern, mulai dari appetizer, main course, sampai dessert serta aneka minuman serta minuman beralkohol seperti wine.

Untuk menu makanan di Java Terrace bisa dibilang fusion karena menyajikan menu dari berbagai negara mulai dari Western, Turki, Indonesia, dan peranakan. Kuliner peranakan dihadirkan karena secara tidak langsung menu Indonesia juga dipengaruhi kuliner Cina, Belanda hingga Arab. Selain itu, karena restoran ini mengusung tema heritage sehingga menu tradisional juga kental disajikan.

"Makanan yang ditonjolkan ada menu Salmon Lodeh. Ada beberapa restoran yang mungkin punya menu serupa tapi secara taste kita akan membawa Lodeh Ndeso yang identik dengan masakan rumahan, makanan tradisonal tapi dikombinasikan dengan seafood. Kita juga menyediakan menu lain seperti Timlo. Meski konsep restoran tapi tidak meninggalkan kuliner Solo," paparnya yang sekaligus sebagai  Executive Chef di Java Terrace tersebut.

General Manager Hotel Harris & Pop! Solo, Yudi Alamsyah, menambahkan pihak owner ingin mensinergikan dan mengoptimalkan semua potensi baik Hotel Harris dan Pop maupun Java Terrace ini. Kehadiran Java Terrace akan menjadi salah satu nilai plus sebagai daya tarik yang mendatangkan benefit dan diharapkan berdampak positif pada hotel.

"Secara konsep bisnis, langkah ini dapat mengakomodir semua kebutuhan pasar. Yang akan kita lakukan berkolaborasi dan bersinergi antara Java Terrace dan Pop Harris. Karena tujuan kita menjaga sejarah menjadi ikon dan nilai tambah ke hotel ini sehingga mendatangkan benefit karena kita di satu kompleks kawasan. Tentu kami akan memperkuat sektor MICE untuk menjaga stabilitas performance hotel," terang Yudi.

Manajemen Operator Hotel Tauzia, Christopher Glass, mengungkap sebelum pembangunan hotel dimulai pada 5 tahun lalu, pihaknya minta agar rumah kuno tersebut tidak dibongkar agar menjadi daya tarik sejarah. Sehingga menimbulkan pemandangan kontras antara bangunan hotel modern jaman sekarang dengan rumah kuno dari jaman dulu.

"Karena rumah seperti ini tinggal beberapa di Solo, dan heritage itu penting sekali untuk semua generasi. Kita sangat happy karena bangunan sbia dipertahankan dan bisa menjadi satu hi-lite Harris-Pop Solo. Kita tidak boleh lupa jaman dulu dan ambil heritage untuk dilestarikan dan ditransmisikan dari generasi ke generasi," jelasnya.

Soft Opening Java Terrace Kitchen and Bar telah dilakukan pada 28 Maret 2019 yang menandai operasional restoran meski menu belum lengkap. Sedangkan Grand Opening dilakukan karena pada 15 April 2019 dihadiri Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo dan tokoh-tokoh masyarakat di Solo serta para tamu undangan. Kapasitas kurang lebih 250 orang dengan lahan parkir yang cukup menampung sekitar 25 mobil. (Rum)

(wd)