Serba serbi

Selain Free Sex, Ini Penyebab Utama Kanker Serviks

Olahraga

13 April 2019 06:08 WIB

Talkshow kanker serviks di Hotel Sahid Jaya Solo. (solotrust-rum)

SOLO, solotrust.com - Tiap tahun terjadi peningkatan jumlah penderita kanker serviks hingga 15 ribu orang. Jumlah tersebut terhitung cukup tinggi sehingga perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat khususnya kaum wanita tentang pencegahan kanker serviks.

Untuk itu, Hotel Sahid Jaya Surakarta (Solo) mengadakan talkshow dengan tema 'Cegah & Kenali Kanker Serviks' pada Jumat (12/4/2019). Dalam kesempatan itu juga dilakukan pemeriksaan papsmear bagi para peserta yang hadir.



Public Relations HSJS Septiarona S mengatakan, acara ini diadakan dalam rangka menyambut Hari Kartini yang selalu diperingati tanggal 21 April 2109 dengan mengajak wanita untuk sadar kesehatan, apalagi kanker serviks tidak asing di kalangan wanita.

"Topik ini dipilih karena kanker serviks ini menjadi momok di mata wanita. Ini salah satunya mengapa Sahid Jaya melakukan talkshow ini dan memfasilitasi masyarakat Solo terutama wanita," tuturnya kepada solotrust.com di sela acara, Jumat (12/4/2019).

Acara tersebut diikuti sebanyak 80 peserta dari masyarakat sekitar lingkungan hotel di mana jumlah tersebut melebihi target yang tadinya hanya 50 orang saja. Bagi wanita yang punya BPJS Kesehatan yang aktif, dapat mengikuti tes papsmear, merupakan tes deteksi kanker serviks, hasil kerja sama dengan Laboratorium Budi Sehat.

Dalam acara talkshow itu, hadir Dr Rachmat Andy N yang memberi pemaparan pada para peserta tentang hal-hal pemicu munculnya penyakit kanker serviks dan bagaimana pencegahannya. Dokter lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta tersebut juga mengajak untuk meningkatkan kesadaran kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Menurutnya, di Indonesia baru sedikit yang tahu soal virus penyebab kanker serviks yaitu Human Papillomavirus (HPV). HPV sebenarnya virus umum yang bisa ada pada tiap orang dan mudah menular. Penularan HPV 85 persen melalui hubungan seksual, dan sisanya bisa dari tangan, handuk, atau pakaian. Dari sekitar 130 tipe HPV, ada 4 yang paling sering menginfeksi manusia, yaitu tipe 6, 11, 16, dan tipe 18.

"Penyebab utama kanker serviks adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Selain itu faktor keturunan yang di kondisi tertentu memicu virus HPV aktif sehingga menyebabkan kanker serviks. Rentan mengenai wanita pada usia produktif antara 30 - 50 tahun, atau yang masih aktif secara seksual," terang pria berusia 27 tahun tersebut.

Meski wanita rentan terkena kanker leher rahim, tapi kesadaran diri dinilai masih kurang. Ia menyarankan agar kaum hawa menambah wawasan dengan membaca pengetahuan tentang kanker serviks, terutama tentang virus penyebabnya yaitu virus HPV. Selain itu, gaya hidup sehat juga turut memicu penyakit ini seperti merokok, mengonsumsi kuliner yang dimasak dengan cara dibakar.

"Stop free sex! Karena ini penyebab utama kanker serviks. Penularan memang lewat hubungan seksual terutama buat yang suka ganti-ganti pasangan. Bahayanya melakukan free sex ini baru diketahui setelah jangka waktu lama," imbuhnya.

Kenali Gejala

Untuk mengenali gejala penyakit kanker leher rahim ini, kata Andy, bisa dimulai diri sendri. Cara mengenali gejala penyakit ini antara lain pendarahan atau muncul bercak darah ketika berhubungan suami istri, wanita yang sudah menopouse tapi muncul bercak darah dan lainnya.

Untuk mengetahui apakah seseorang terkena kanker serviks dapat dilakukan tes papsmear. Sedangkan untuk pencegahan, bisa dilakukan dari usia 9 tahun baik perempuan atau laki laki dengan melakukan vaksin.

"Cara mendeteksi dengan papsmear, kalau mencegah dengan vaksin HPV. Pasien kanker serviks bisa sembuh kalo masih derajat 0, cuma kalau lebih buruk bisa ke arah kematian, meski ada persentase sisa umur," jelasnya.

Dokter yang sehari-hari praktik di Laboratorium & Apotik Budi Sehat tersebut menyayangkan seringnya pasien baru datang untuk mengecek kesehatan setelah ada keluhan.

Ia mengimbau masyarakat terutama wanita untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan, tidak takut melakukan tes papsmear, terutama untuk perempuan yang aktif secara seksual agar terdeteksi secara dini sehingg dapat dilakukan upaya pencegahan. (rum)

(way)