Serba serbi

Ingin Tetap Langsing? Yuk Intip Pola Makan Orang Jepang dan Korea

Tips & Trik

7 April 2019 23:13 WIB

Ilustrasi.

JAKARTA, solotrust.com - Guru Besar Pangan dan Nustrisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Ali Khomsam mengatakan, salah satu negara maju yang bisa menjaga pola makan mereka sehingga masyarakatnya tetap langsing di negara mereka adalah Jepang dan Korea.

"Negara maju yang angka obesitasnya sangat kecil itu adalah Jepang dan Korea," kata Ali pada acara Nestle Breakfast Cereals luncurkan '7 Days Wholegrain Challenge' pada 28 Maret 2019 di Jakarta.



Ali mengatakan, masyarakat negara maju biasanya akan mengosumsi daging yang banyak. Alasannya daging, adalah makanan yang elastis. Artinya, makanan itu dibeli karena sangat tergantung pada pendapatan seseorang. "Biasanya semakin sukses suatu bangsa atau individu, maka dia akan semakin banyak makan daging," kata Ali.

Maklum saja, daging adalah makanan yang harganya cukup mahal sehingga hanya individu yang memiliki dana cukup saja yang bisa membelinya. Ali mencontohkan garam tidak seperti daging yang merupakan makanan elastis. "Berapapun pendapatan kita, jumlah garam yang kita beli kan tidak akan berubah. Hal ini berbeda dengan daging yang bisa menjadi cermin kesejahteraan seseorang," katanya.

Sayang, banyak negara sejahtera yang jumlah penduduk dengan obesitasnya semakin meningkat sejalan dengan jumlah kesejahteraan mereka. Dari data yang didapatkan Ali, Amerika adalah negara dengan tingkat obesitas paling tinggi yaitu 31 persen. Urutan kedua dan ketiga ditempat oleh Meksiko dengan 24 persen dan Inggris dengan 23 persen.

Namun sebagai negara maju di kawasan Asia, Jepang dan Korea, ternyata tidak terlalu mempengaruhi jumlah obesitas di negara mereka. Dalam data yang diperoleh Ali, angka obesitas di Korea dan Jepang hanya 3 persen saja.

Ali menilai hal itu tergantung dengan pola makan masyarakat di negara itu. Bertambahnya pendapatan masyarakat Jepang dan Korea, mereka pun mengubah pola makan mereka dengan menambah berbagai lauk dan pauk dan mengurangi nasi. "Orang Jepang dan Korea itu makan lauknya banyak, ada seafood ada juga rumput laut. Kalau Amerika Serikat itu beefy people, jadi banyak lemak yang dikonsumsi," katanya.

Ali pun mengajak masyarakat untuk mencontoh pola makan masyarakat Jepang dan Korea. Salah satu program pemerintah yang bisa diikuti untuk mengimbangi pola makan warga Korea dan Jepang adalah diversifikasi pangan pokok. "Program ini masih belum cukup berhasil," katanya.

Difersifikasi pangan pokok itu artinya makan berbagai makanan yang beragam. Makanan yang ada di sekitar kita. Indonesia memiliki banyak sekali jenis biji-bijian dan buah-buahan juga sayuran. Berbagai makanan itu perlu diperbanyak dibanding hanya menambah porsi nasi.

"Perlu sosialisasikan ragam pangan yang belum dikembangkan dan belum disosialisasikan. Makan biji-bijian perlu digalakkan. Dan jangan hanya mengandalkan beras saja," katanya.

Masyarakat di kedua negara itu pun suka sekali berjalan. Mereka bisa berjalan jauh untuk mengakses transportasi publik.

Semoga tidak hanya K-Pop dan anime saja ya yang kita serap dari Korea dan Jepang, tapi juga pola makan mereka yang bisa mengurangi nasi dan menambah ragam lauk pauk. Dengan begitu, kita bisa menekan obesitas dan tetap langsing. #teras.id

(wd)