Hard News

Menperin Dorong Santri di Sragen Jadi Wirausaha

Jateng & DIY

23 Maret 2019 20:05 WIB

Menperin Airlangga Hartarto bersama Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. (solotrust-saf)

SRAGEN, solotrust.com – Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mendorong agar para santri di Kabupaten Sragen menjadi wirausaha atau santripreanur. Hal itu ia sampaikan saat melakukan kunjungan singkat ke Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Ihsan di Sragen, Jumat (22/3/2019).

Ia menyebut, perhatian Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk membangun dunia usaha di pesantren sangat serius. Salah satunya membidik santri di Sragen jadi wirausaha baru.



Menperin menjelaskan bahwa pihaknya mengembangkan program santripreneur untuk memaksimalkan potensi pondok pesantren (ponpes) yang besar. Dengan program ini diharapkan para santri untuk terinspirasi dalam bidang kewirausahaan.

”Di Sragen ini kami bantu peralatan dalam hal membuat roti. Roti ini punya pasar yang besar terutama di pesantren itu sendiri, alatnya sudah dipakai dan rotinya sudah dijual,” katanya.

Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah mendapat bantuan mesin pembuat roti untuk mengembangkan industri kecil dan menengah (IKM). Ia langsung meninjau sebentar bantuan mesin itu dan dilanjutkan ke Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Nglorog dalam kegiatan Program Wira Usaha Baru (WUB) Santri Bidang Industri.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar tersebut menegaskan tidak hanya berkutat pada bantuan mesin pembuat roti. Namun masih banyak lagi di tempat lain seperti alat daur ulang sampah plastik, pembuatan sepatu, serta pengemas air mineral.

Menurutnya, gerakan ini berawal dari koperasi pesantren. Selain itu kebanyakan lulusan pesantren bukan sebagai pegawai negeri. Namun menjadi wirausaha yang sukses dan mandiri.

”Program kami sangat cocok di lingkungan santri. Kita sasar sebanyak banyaknya ponpes,” jelasnya.

Sementara itu Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan terima kasih pada kementerian. Karena dengan ini diharapkan dapat menekan angka kemiskinan di Sragen.

Namun dia juga mengingatkan masih banyak ponpes di Sragen yang siap menerima bantuan serupa. ”Terima kasih bantuan untuk Darul Ihsan, dan di Sragen sendiri ada 165 pondok pesantren dengan total memiliki 12,600 santri,” ujarnya.

Bupati menyatakan sebelum dari Kemenperin, Sragen menerima bantuan pengembangan industri kain goyor. Bantuan pengembangan kain goyor melalui Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian.

Sementara Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA )Gati Wibawaningsih menjelaskan, Menperin meresmikan Program Penumbuhan WUB Bidang Produksi Roti untuk para santri di Pondok Darul Ihsan Muhammadiyah. Terdapat 800 peserta yang mengikuti kuliah umum tersebut. Sebanyak 20 santri lainnya mendapat bimbingan teknis WUB Produksi Roti yang diselenggarakan pada 21-25 Februari 2019.

”Program santripreneur oleh Ditjen IKMA saat ini telah membina sebanyak 22 pondok pesantren dengan lebih dari 3.000 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan,” ujarnya.

Pihaknya menilain ponpes memiliki  peran yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan. Sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. (Saf)

(way)