Ekonomi & Bisnis

Disdag Berharap Ekspor Solo Lebih Besar dari Impor

Ekonomi & Bisnis

20 Maret 2019 18:06 WIB

Kadisdag Pemkot Surakarta, Subagiyo.

SOLO, solotrust.com - Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Surakarta Subagiyo, berharap ekspor kota Solo bisa lebih besar daripada impor yang dilakukan dari Republik Rakyat Tiongkok (China). Pernyataan itu terkait penandatanganan kerjasama yang dilakukan Pemkot Surakarta dengan Pemkot Jinjiang, Provinsi Fujian, RRT, di Balai Kota Solo, Selasa (19/3/2019).

Menurut Subagiyo, kerjasama tersebut terkait dengan produk-produk kreatif yang dihasilkan kota Solo. Dimana penandatanganan kerjasama itu melandasi bahwa pertukaran perdagangan antara Solo dengan Jinjiang yang dilangsungkan diharap saling menguntungkan.



"Kita berharap dengan adanya kerjasama ini, harapan kita para produsen-produsen di Indonesia khususnya Solo dan lebih khusus lagi UMKMnya lebih inovatif dan kreatif dengan produk-produknya, yang nantinya bisa memberikan nilai tambah," tuturnya pada media, Selasa (19/3/2019).

Agar ekspor kota Solo lebih besar dari impor, menurutnya dibutuhkan semangat kesungguhan semua pihak berkaitan dengan kreativitas dan inovasi produk yang akan diekspor. Selain mengajak UMKM di Solo lebih kreatif dan inovatif, pihaknya juga melakukan antisipasi agar tidak kebanjiran produk dari China.

"Agar impor tidak lebih besar dari ekspor, dalam kerjasama ada batasan-batasan berapa yang harus dikirim bisa dibicarakan," ujarnya.

Adapun ragam produk yang rencananya akan diekspor antara lain makanan, tekstil, handycraft dan cetakan. Potensi yang dibawa ke Jinjiang terutama produk batik, karena batik Solo punya kekhasan. Bila di China rata-rata batik printing, Solo punya batik tulis, batik lukis dan batik cap. Sedangkan dari sisi kuliner, pihaknya akan mengemas makanan khas Kraton, kuliner basah maupun kuliner kering.

"Nanti akan kita padukan dengan kebutuhan di daerah-daerah China," imbuhnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Pemkot Surakarta, realisasi ekspor Solo sudah bisa mengkoleksi angka di atas USD 40 juta pada tahun 2018. Jumlah itu menunjukkan adanya peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang USD 39 juta. Pasar ekspor paling besar adalah negara Amerika Serikat dan Kanada. Ekspor ke Jepang lebih banyak produk handycraft. Sedangkan di Saudi Arabia paling meminati sambel pecel. (Rum)

(wd)