Ekonomi & Bisnis

Kemenkop & UKM Dorong Pemanfaatan Teknologi untuk Bisnis

Ekonomi & Bisnis

15 Maret 2019 19:36 WIB

Kerjasama Kemenkop & UKM dengan PT Scout (Kendi).

SOLO, solotrust.com - Mendidik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk membuat pembukuan tidak mudah. Hal itu diungkap oleh Victoria Simanungkalit, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop & UKM) Republik Indonesia (RI).

Untuk mendorong UKM- UKM di Indonesia agar semakin profesional dan meningkatkan sumber daya manusia, pihaknya menargetkan para pelaku usaha ramah terhadap pemanfaatan teknologi. Sehingga dengan teknologi UKM akan lebih cepat merespon, lebih cepat mengevaluasi, dan lebih cepat mengantisipasi usaha.



"Diharapkan dengan pemanfaatan teknologi UKM tidak ketinggalan, tidak kalah bersaing di dalam persaingan global yang sekarang sangat disruptif. Salah satunya adalah aplikasi-aplikasi yang memudahkan mereka untuk berbisnis, aplikasi di administrasi keuangan, aplikasi di dalam pemasaran dan lain sebagainya," tuturnya pada media.

Salah satu upaya Kemenkop & UKM ialah mengupayakan sistem keuangan digital bekerjasama dengan PT. Scout yang mempunyai aplikasi Kendi. Tujuannya, dengan pemanfaatan aplikasi ini bisnis, UMKM akan semakin profesional dan efisien sehingga UMKM akan dididik untuk membuat pembukuan atau laporan keuangan. UMKM bisa melihat perkembangan bisnisnya dan dengan data-data itu mereka bisa menilai dan mengevaluasi kekurangan-kekurangannya.

Terkait kerjasama dengan aplikasi Kendi, Sekretaris Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop & UKM RI, Devi Rimayanti, menambahkan pihaknya memang memilih aplikasi yang mudah dimengerti oleh UMKM terutama yang mikro. Sebab pembukuan UMKM belum tertib administrasi, hanya sekedar buku catatan sebagai laporan tapi tidak bisa dilihat secara menyeluruh.

"Tujuan kami untuk bisa mengimplementasi aplikasi Kendi kepada UMKM," ujarnya.

Android dinilai sudah ramah untuk UMKM, sehingga bisa dimanfaatkan untuk usaha atau bisnis, bukan hanya untuk berkomunikasi dan sosial media saja. Dengan aplikasi yang mudah digunakan seperti Kendi, UKM diharal bisa tertib dalam hal pembukuan. Sehingga bisa melihat kemajuan tidak hanya dari pembukuan saja tapi juga usahanya bisa tercatat dengan baik.

Pembukuan atau laporan keuangan dengan baik melalui aplikasi Kendi tersebut akan dapat menjadi salah satu dasar untuk pengajuan modal ke bank. Perbankan bisa melihat langsung peningkatan bisnis harian. Bila bisnis meningkat, menurutnya, agunan tidak menjadi masalah untuk tingkat kredit tertentu di kisaran Rp 20 juta - Rp 30 jutaan. Terlebih selama ini kendala UMKM adalah tidak bisa mengakses KUR karena laporan keuangan tidak tercatat dengan baik.

Berdasarkan data Kementerian, saat ini sebanyak 60 juta UMKM tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk koperasi yang sebanyak 134.000. Dari angka itu, diketahui jumlah UKM yang belum bankable mencapai 50 %. Namun belum diketahui berapa data pasti UMKM yang telah menggunakan aplikasi keuangan digital.

Untuk mengetahui data pasti jumlah UMKM yang sudah memanfaatkan aplikasi keuangan digital, pihaknya akan melakukan kerjasama dengan dinas-dinas di daerah dan Kementerian Teknologi dan Informasi (Kominfo) untuk memetakan dan mendata.

Adapun kerjasama antara Kemenkop & UKM dengan PT Scout selaku penyedia aplikasi Keuangan Digital (Kendi) telah dilakukan secara simbolis melalui penandatanganan MoU di Hotel Adhiwangsa Solo, Rabu 13 Maret 2019. (Rum)

(wd)