Ekonomi & Bisnis

Transaksi Nontunai SGS 2019 Masih Sedikit, Ini Alasannya

Ekonomi & Bisnis

27 Februari 2019 07:11 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.com – Sekretaris Solo Great Sale (SGS) David R Wijaya mengatakan, transaksi nontunai kali ini terbilang masih sedikit. Ada beberapa kendala yang disebutnya muncul di pedagang.

"Kebanyakan kategorinya masih transaksi tunai, tapi belum bisa diketahui berapa persentasenya. Terutama di pasar tradisional, transaksi nontunai masih belum signifikan," tuturnya saat dihubungi wartawan, Selasa (26/5/2019).



Transaksi nontunai yang belum sesuai harapan tersebut, karena panitia menghadapi beberapa kendala. Antara lain, pedagang pasar yang ikut transaksi nontunai masih sedikit, dari 2.500 pedagang paling yang ikut transaksi nontunai belum ada 10 persen atau baru 100 pedagang lebih sedikit.

Padahal pihak panitia sudah melakukan sosialisasi selama ini namun kenyataan di lapangan masih banyak pedagang yang belum mau ikut transaksi nontunai. Alasannya, transaksi nontunai dipandang lebih repot, mereka enggan menggunakan alat (EDC).

Apalagi masih ada charge EDC antara 1-1,5 persen dari transaksi. Meski charge terhitung kecil tapi para pedagang tetap keberatan. Padahal di awal program, panitia sempat mengusulkan penghapusan charge transaksi nontunai, namun masih ada beberapa yang kena charge.

Sebelumnya, transaksi non tunai (e-money) sangat didorong oleh Kantor Dagang dan Industri (Kadin) Solo, sebagai panitia kegiatan SGS.

Panitia SGS didukung Bank Indonesia dan bank perusahaan financial technology (fintech) mendorong transaksi nontunai. Terdapat enam bank BUMN yang mendukung sistem pembayaran nontunai, antara lain BRI, BNI, Bank Mandiri, dan lainnya.

Sementara itu hingga per tanggal 25 Februari 2019, transaksi yang sudah tercatat mencapai Rp400 miliar lebih atau hampir Rp450 miliar. Sedangkan target transaksi SGS tahun ini ada di angka Rp600 miliar.

(way)