Serba serbi

Rubah di Selatan Debut dengan Album Anthera

Musik & Film

8 Februari 2019 07:10 WIB

Grup musik folk asal Yogyakarta, Rubah di Selatan (Dok. Rubah di Selatan).

Solotrust.com - Grup musik beraliran folk asal Yogyakarta, Rubah di Selatan, akhirnya merilis album pertamanya dengan nama "Anthera" via platform digital pada 1 Februari 2019. 

"Memasuki tahun ke 4 perjalanan kami, akhirnya semesta mengamini album perdana Rubah di Selatan dengan nama ANTHERA untuk resmi dirilis di Digital Platform kesayangan kita semua. Senang rasanya, tak terhingga, relief, akhirnya melalui proses yang cukup lama, dan fase-fase yang kami bahkan tidak menyangka bisa sejauh ini, dan akhirnya RILIS!," tulis Rubah di Selatan via Instagramnya @rubahdiselatan.



Dikabarkan Mavemagz, Rabu (6/2/2019), "Anthera" diambil dari bahasa modern latin yang berarti kepala sari. Melalui lagu terakhir di album ini yakni "Leaving Anthera", mereka berharap dapat melanjutkan perjalanannya dan membuat kembang-kembang selanjutnya, sekaligus menjadi pengingat hidup untuk terus berputar, terus berjalan, jangan berhenti, dan jangan lupa dari mana kira berasal.

Bersamaan dengan rilisnya album ini, grup beranggotakan Mallinda Zky (vokal), Ronie Udara (perkusi), Gilang (gitar, vokal latar) dan Adnan (kibor) ini juga melakukan tur album dengan nama "Anthera Tour : Part 1" ke beberapa tempat di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Grup musik yang kerap menggunakan alat-alat musik tradisional seperti Saluang (khas Sumatera Barat) dan Karinding (khas Jawa Barat) tersebut sebelumnya telah mencipta lagu-lagu filosofis dan erat dengan kearifan lokal, misalnya lagu untuk mengenang tragedi letusan Gunung Merapi dalam “Merapi Tak Pernah Ingkar Janji” dan lagu berjudul “Mata Air Mata” yang mengangkat kisah Kanal Yoshiro (selokan Mataram), yakni sebuah upaya penyelamatan warga Yogyakarta di masa lalu atas sistem kerja paksa romusha di era penjajahan Jepang.

Grup musik yang namanya diambil dari sebuah filosofi di Yogyakarta yang intinya “kemana kita pergi akan tahu kemana kita kembali” tersebut juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai band/musisi dengan karya kreatif dari pihak UNESCO pada Februari 2018. Rubah di Selatan dinilai memiliki karya dan pertunjukkan aksi panggung kreatif yang menginspirasi anak muda.

Rubah di Selatan juga berhasil terpilih untuk mengunjungi 4 negara Eropa yakni Prancis, Belanda, Jerman dan Luxembourg dari 1-10 Juli 2018 dalam pogram kolaborasi Siasat Partikelir bersama Go Ahead Challenge (GAC), Trafficking Europe Calling.

Rubah di Selatan berhasil menyingkirkan 500 grup band dari seluruh Indonesia untuk mengenalkan budaya Indonesia ke Eropa lebih jauh. Selama di Eropa, Rubah di Selatan membawakan tujuh lagu, diantaranya "Leaving Anthera", "Water", dan "Mata Air Mata". (Lin)

(wd)