Serba serbi

Sutopo: Industri Pariwisata Indonesia Sangat Rentan Terhadap Bencana

Wisata & Kuliner

17 Januari 2019 08:11 WIB

Menpar Arief Yahya saat meninjau salah satu objek wisata yang terdampak Tsunami Selat Sunda. (Dok Kemenpar)

SOLO, solotrust.com – Perkembangan pariwisata di Indonesia tumbuh luar biasa pesat. Sektor pariwisata pun menjadi penghasil devisa terbesar bagi negara. Namun di sisi lain, industri pariwisata di Tanah Air disebut sangat rentan terhadap bencana.

Hal itu dipaparkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Melalui keterangan tertulisnya, Rabu (16/1/2019), ia menjabarkan keunggulan pariwisata Indonesia, begitu pula potensi bencana yang mengintainya.



Menurut pemaparan Sutopo, data World Travel and Tourism Council (WTTC) melaporkan bahwa Top-30 Travel and Tourism Countries Power Ranking yang didasarkan pada pertumbuhan absolut pada periode tahun 2011 dan 2017 untuk empat indikator perjalanan dan pariwisata utama, menunjukkan Indonesia berada pada nomor 9 sebagai negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat di dunia.

“Dalam daftar yang dikeluarkan tersebut, China, Amerika Serikat, dan India menempati posisi tiga besar. Untuk kawasan Asia, Indonesia berada nomor 3 setelah China dan India. Sedangkan untuk di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia terbaik diantara negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand yang berada di nomor 12, Filipina dan Malaysia di nomor 13, Singapura nomor 16 dan Vietnam nomor 21,” paparnya.

Tak hanya itu, di level regional,  pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan ASEAN pada 2019 ini. Country Branding Wonderful Indonesia menempati ranking 47 dunia, mengalahkan country branding Truly Asia Malaysia (ranking 96) dan country branding Amazing Thailand (ranking 83). Country branding Wonderful Indonesia mencerminkan positioning dan differentiating pariwisata Indonesia.

Terkait penghasil devisa negara, pada 2019 ini industri pariwisata diproyeksikan menyumbang devisa terbesar di Indonesia yaitu US$ 20 miliar. Industri pariwisata juga disebut berdampak positif terhadap penghasilan asli daerah (PAD).

“Namun di balik itu semua, industri pariwisata sangat rentan terhadap bencana, apabila tidak dikelola dengan baik, dampaknya akan mempengaruhi ekosistem pariwisata dan pencapaian target kinerja pariwisata,” kata Sutopo.
Menurutnya, pariwisata seringkali diasosiasikan dengan kesenangan, dan wisatawan melihat keamanan dan kenyamanan sebagai satu hal yang esensial dalam berwisata.

Padahal, bencana merupakan salah satu faktor yang sangat rentan mempengaruhi naik turunnya permintaan dalam industri pariwisata. Ia mencontohkan, salah satunya erupsi Gunung Merapi tahun 2010 telah mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan di beberapa objek wisata di Yogyakarta dan Jawa Tengah mencapai hampir 50 persen.

Menurutnya, mitigasi struktural dan non struktural di kawasan pariwisata masih sangat minim. Seharusnya mitigasi bencana harus ditempatkan sebagai prioritas dalam pembangunan sektor pariwisata.

“Penataan ruang dan pembangunan kawasan pariwisata hendaknya memperhatikan peta rawan bencana sehingga sejak perencanaan hingga operasional dari pariwisata itu sendiri selalu mengkaitkan dengan ancaman bencana yang ada,” ujarnya.

(way)

Berita Terkait

KGPAA Mangkunegoro X Senggol Pariwisata Kota Solo

Mata Trans Edukasi Siswa SD Cara Aman dan Nyaman Berkendara Bus Pariwisata

Tingkatkan Pariwisata, Boyolali Gelar Festival Kuliner dan Ekonomi Kreatif

Public Relations Soloraya Sowan Gusti Bhre, Diskusi Pengembangan Pariwisata Solo

Badan Promosi Pariwisata Daerah Kota Surakarta Gelar Gathering Stakeholder Pariwisata

Mahasiswa KKN UNS Buat Papan Interpretasi dan Buku Katalog Desa Soropaten Klaten

Hari Jadi ke-282, Wonogiri Gelar Festival Batik hingga Pameran UMKM

Potensi Bencana di Wonogiri Tinggi, Bupati Minta Masyarakat Pahami Kondisi Lingkungan

Pemkab Wonogiri Kawal 647 GTT yang Belum Terakomodasi PPPK

Joko Sutopo Terima Penghargaan Dwija Praja Nugraha dari PGRI

Unik! Upacara HUT ke-77 PGRI dan Hari Guru di Wonogiri Diikuti 7777 Peserta dari 7 Kecamatan

Duh! Rumkitlap Solo Penuh, Banyak Pasien Covid-19 Diantar Keluarga

Kasdam IV/Diponegoro Ingatkan Prajurit Waspada dan Siaga Perbantuan Bencana Alam

Mahasiswa KKN UNS Edukasi Tanggap Bencana Siswa SD lewat Permainan Jepang

Antisipasi Tanah Longsor, Pemkot Semarang Siapkan Skema Penanganan Bencana

Lapor Kejahatan dan Pertolongan Bencana Alam Kini Bisa Lewat Aplikasi Libas-Kenita

Masuk Pancaroba, BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi Mengintai!

Jambore Relawan Boyolali 2023 Bahas Risiko Bencana dan Dapur Umum

Bupati Demak Tetapkan Status Tanggap Darurat 14 Hari

Atasi Persoalan Banjir di Kaligawe-Genuk, Pemkot segera Normalisasi Kali Tenggang

Gunung Semeru Erupsi: Warga yang Rumahnya Terdampak bakal Terima Dana Tunggu

BNPB Bagikan 13.400 Masker untuk Warga Solo

BNPB Serahkan Bantuan Rp4 Miliar untuk Gempabumi Sulbar

Merapi Level III, BNPB Siagakan Satu Unit Helikopter

Berita Lainnya