Hard News

Panitia Tabligh Akbar Sayangkan Sikap Represif Pemerintah

Jateng & DIY

14 Januari 2019 09:32 WIB

Tabligh Akbar di Solo, Minggu (13/1/2019) pagi.

SOLO, solotrust.com - Panitia Penyelenggara Tabligh Akbar Persaudaraan Alumni 212 menyayangkan sikap represif pemerintah maupun aparat penegak hukum yang dinilai mencoba menghalang-halangi saat kegiatan berlangsung di Kawasan Gladag, Kota Solo, Minggu (13/1/2019) pagi.

Ketua Tim Advokasi Reaksi Cepat, Muhammad Taufiq menyampaikan hal itu adalah bentuk kepanikan dari pemerintah. Sehingga, melakukan upaya represif dengan menghalangi peserta Alumni 212 dari berbagai daerah untuk memasuki Kota Solo.



"Sejumlah pintu masuk menuju Solo dijaga aparat. Mereka yang kedapatan membawa atribut peserta tabligh diminta kembali, saya imbau tidak perlu melakukan upaya represif justru memicu ketakutan orang dari luar, malah kesannya mencekam, ini pasti ada 'orang besar' dibalik semua ini," jelasnya kepada solotrust.com

Taufiq, berdalih seharusnya bukan Perda No. 1 tahun 2013 yang menjadi pegangan pemerintah, melainkan UU No 9 tahun 1998 tentang kebebasan menyampaikan pendapat dimuka umum.

“Kalau dihubungkan dengan Perda itu, itu konyol, itu tentang parkir tidak ada hubungannya tentang ini, kemudian kita rujuk dari UU 12 tahun 2011 tentang tata urutan perundang-undangan Perda itu posisinya kesepuluh, pertama adalah TAP MPRS, UUD 1945, dan UU, jadi UU 9/1998 bagian berdemokrasi," tukasnya yang juga menjadi pembicara dalam tabligh akbar.

Menurut pihaknya, panitia cukup menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pemkot dan kepolisian.  

“Penyampaian pendapat di muka umum itu mayornya adalah tidak perlu berizin. Seharusnya tidak ada alasan untuk menghalang-halangi acara ini,” katanya.

Bahkan, sebelumnya panitia juga mengaku dihalang-halangi Pemkot saat hendak mendirikan panggung di tengah jalan. Humas panitia tabligh akbar, Endro Sudarsono, mengaku adanya sikap penghalangan pada Sabtu (12/1/2019) malam saat panggung akan didirikan.

"Truk pembawa panggung dilarang menurunkan peralatan panggung. Di lokasi juga sudah ada truk TNI dan Polisi," ujarnya.

Akhirnya, saat acara berlangsung panitia menggunakan sebuah mobil komando terbuka dan bertingkat satu dengan latar bendera kalimat tauhid berwarna hijau di atas yang menjadi tempat pembicara tabligh akbar. (adr)

(wd)