Hard News

Resmikan Smart Padi, Djoko Santoso Lontarkan Kritik Kepada Pemerintah

Jateng & DIY

12 Januari 2019 17:04 WIB

Jendral TNI (purn) Djoko Santoso saat sambutan dalam deklarasi Smart Padi di Lorin Hotel, pada Jumat (11/1/2019).

SOLO, solotrust.com - Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi, Jendral TNI (Purn) Djoko Santoso menghadiri langsung deklarasi dukungan Alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam Smart Padi (Sebelas Maret Prabowo-Sandi) terhadap pasangan calon nomor urut 02 tersebut.

Deklarasi itu juga dihadiri oleh Muhammad Taufik selaku Ketua Smart Padi (Sebelas Maret Prabowo Sandi), Laksamana TNI (purn) Tedjo Edy Purdijanto dan Purwanto Yudhinagoro keduanya selaku Dewan penasehat BPN Prabowo Sandi serta Mudrick SM Sangidoe sang Panglima Mega Bintang. Di samping itu, juga tampak mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo bersama para alumni UNS pendukung Prabowo-Sandi dari berbagai daerah



Dalam sambutannya, Djoko Santoso menekankan dengan adanya dukungan relawan dan pendirian posko di Kota Solo kampanye harus lebih proaktif untuk memenangkan Prabowo - Sandi dalam ajang Pilpres April 2019 mendatang.

"Kita bisa apa-apa dan merdeka karena bersatu," tegas Djoko dihadapan Relawan Smart Padi.

Djoko mengatakan, bila saat ini simpanan kekayaan bangsa Indonesia yang berupa hutan, bumi, sawah dan lautan, jatuh pada pemimpin kekuasaan yang tidak tepat sehingga tidak sepenuhnya dimiliki bangsa.

"Ibu Pertiwi meratap, kita harus berusaha menjaga harta pusaka bukan untuk kita sendiri tapi untuk nusa dan bangsa, tidak salah banyak emak-emak melakukan protes karena mengalami kesulitan," tandasnya.

Pada kesempatan itu, Djoko melontarkan kritik terhadap pemerintahan Joko Widodo, bila peradaban demokrasi yang dipertontonkan bangsa Indonesia masih jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, para kaum intelektual guru besar dan alumni UNS dikumpulkan untuk turut mencerdaskan bangsa yang dinilai kurang makmur dan sejahtera.

"Kita harus bisa berperan memberikan tontonan peradaban dunia yang tidak memalukan. Kita harus bersyukur sebagai kaum intelektual karena masih separuh dari bangsa kita hanya lulusan sekolah dasar," tutur Djoko.

Tugas Smart Padi adalah menjadikan demokrasi di negeri ini sebagai tontonan peradaban yang baik.  Bagi dia, ajang Pemilu adalah pesta demokrasi dan demokrasi adalah peradaban yang dipertontonkan kepada dunia.

"Masa dalam demokrasi orang gila bisa sampai ikut, jadi jangan malu-maluin," katanya.

Djoko juga menilai bahwa situasi dan kondisi rakyat Indonesia belum memenuhi syarat untuk melaksanakan sebuah ajang demokrasi. Menurutnya, Indonesia jauh dari peningkatan kesejahteraan dan pendidikan selama dipimpin oleh Jokowi.

"Kita masih prematur, demokrasi harus memiliki tingkat kesejahteraan yang memadai dan pendidikan yang memadai, kalau sekarang ini kesejahteraan rendah, pendidikan rendah, maka tugas konstitusinya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, malah jangan rakyat kita yang 50 persen ke bawah kita apus-apusi, hasilnya tidak seperti kacung dalam karung," tukasnya.

Pihaknya berharap pesta demokrasi di Indonesia diakui dunia sebagai salah satu peradaban Indonesia yang perlu dihormati. Dan Smart Padi harus berperan dalam memenangkan Prabowo - Sandi agar ke depan, bangsa Indonesia semakin cerdas sehingga dapat maju seperti bangsa lainnya.

"Misalnya, aksi 212 berjalan dengan baik, itu harusnya dijual ke dunia internasional, yang dibilang radikal, ngamukan ternyata enggak sehingga investor mau datang ke kita," pungkas Djoko. (adr)

(wd)