Hard News

Loji Gandrung Jadi Wisata Rumah Bung Karno

Jateng & DIY

9 Desember 2018 17:11 WIB

Loji Gandrung. (dok. net)

SOLO, solotrust.com –Loji Gandrung yang selama ini berfungsi menjadi rumah dinas Wali Kota Surakarta dan identik dengan urusan pemerintahan, kini bakal bertambah peran menjadi destinasi wisata cagar budaya bernama Rumah Bung Karno dan bisa dinikmati masyarakat umum.

Kesan protokoler rumah dinas wali kota untuk kegiatan pemerintahan atau kedinasan kini seolah bertransformasi juga menjadi milik masyarakat umum. Warga bisa bebas keluar masuk di bangunan bersejarah tersebut. Rencananya Rudy bakal membukanya 24 jam penuh. Saat malam hari, kawasan tersebut akan dihiasi gemerlap lampu-lampu.



Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan, penamaan Rumah Bung Karno tersebut lantaran memiliki orientasi sejarah, di dalam bangunan tersebut terdapat kamar tidur presiden pertama Republik Indonesia setiap kali singgah di Kota Solo.

"Setiap kali ke Solo, Presiden Soekarno menginap di Loji Gandrung," ujar Rudy kepada solotrust.com di sela-sela kegiatannya pada Minggu (9/12/2018) pagi.

Lanjut dia, penamaan Rumah Bung Karno sebagai bagian dari memberikan kehormatan dan penghargaan atas jasa-jasa Ir. Soekarno sebagai pendahulu. Sekaligus harapan wali kota untuk tetap menonjolkan sisi historical Kota Solo di tengah modernitas bangunan-bangunan di sekitarnya.

"Ini menjadi bagian penghormatan kepada beliau selaku pendiri, bapak bangsa, proklamator bangsa Indonesia. Tidak ada salahnya masyarakat ikut merasakan sejarah sekaligus mengedukasi masyarakat untuk tidak melupakan sejarah. Jadi warga bisa tahu, seperti apa toh Loji Gandrung tempat tinggal Bung Karno semasa mengisi kemerdekaan Indonesia," beber Wali Kota.

Di samping ruang wisata umum, Wali Kota pun juga memperbolehkan kalangan masyarakat umum jika ingin mengadakan acara dengan memanfaatkan tempat bersejarah tersebut. Namun dengan pesan, hidangan yang disediakan haruslah makanan-makanan dengan cita rasa lokal.

"Kalau mau digunakan untuk rapat atau pertemuan-pertemuan juga boleh, dengan catatan konsumsinya harus makanan khas Solo, semisal jajan pasar atau kuliner tradisional lainnya. Hal itu untuk memaknai perjuangan beliau melawan penjajah agar dapat dipahami dan dimengerti bangsa," ucapnya.

Adapun perubahan mencolok yang kini bisa dilihat di rumah dinas wali kota itu ialah pada bagian pagar besi depan yang membatasi halaman Loji Gandrung dan city walk telah dihilangkan dan memberikan kesan lebih terbuka. Selain itu, ada kolam baru yang mengitari patung Jendral Gatot Subroto di halamannya. Seolah tak puas dengan itu, Wali Kota ingin mendirikan jajaran patung-patung presiden yang pernah memimpin Republik Indonesia. (adr)

(wd)