Ekonomi & Bisnis

Selama 2018, 150 Pangkalan Elpiji ‘Nakal‘ Ditutup

Ekonomi & Bisnis

15 November 2018 12:04 WIB

Sales Eksekutif LPG Rayon V PT Pertamina (Persero), Adeka Sangtraga. (solotrust-rum)

SOLO, solotrust.com - Sebanyak 150 pangkalan gas elpiji 'nakal' telah ditutup oleh Pertamina selama Januari - November 2018. Hal itu diungkap oleh Sales Eksekutif LPG Rayon V PT Pertamina (Persero) Adeka Sangtraga pada media, Selasa (13/11/2018).

"Dari 150 pangkalan yang ditutup itu dominan di Solo, cuman kasusnya berbeda-beda," ujarnya.



Kasus yang sering terjadi di pangkalan bermasalah, seperti tidak tertib admin, penyaluran tidak benar, peruntukan lebih banyak melayani rumah makan atau usaha yang seharusnya tidak pakai tabung gas melon.

Adapun jumlah pangkalan gas elpiji se- olo Raya sekitar 8.500, dengan kuota penggunaan tabung se-Solo Raya sebesar 221 Metrix Ton (MT).

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), warga miskin di Kota Solo sekitar 20%, dengan konsumsi LPG 3 kg mencapai 5,9 juta tabung per bulan untuk Solo Raya. Tiap usaha mikro dari konsumsi tabungnya 6-9 tabung per bulan.

"Dulu 5,4 juta sekarang 5,9 juta itu berarti meningkat, setelah adanya monitoring," imbuhnya.

Penggunaan tabung Bright Gas stabil di angka 27 ribuan per bulan. Meski begitu, bukan berarti sidak tidak berdampak.

Menurutnya, mungkin sidak baru terasa 1-2 bulan ke depan. Tidak serta merta setelah sidak langsung terjadi kenaikan, sebab penyadaran harus terus menerus.

Lanjutnya, adanya sidak di Solo dan Boyolali beberapa waktu sebelumnya, peningkatan penjualan agen baru akan terlihat dalam 1-2 bulan ke depan.

Meski belum ada monitoring lanjutan, pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan Disperindag pada akhir November.

"Untuk monitor rumah makan yang sudah beralih dari tabung gas melon ke pink," katanya.

Pihaknya akan menggandeng stakeholder yang ada untuk mengedukasi agar pengusaha tidak khawatir beralih ke tabung gas 5,5 kg karena gampang dan stok selalu ada. (Rum)

(way)