Serba serbi

Tak Diunggulkan, Anthony Ginting Buat Kejutan dengan Juarai China Open 2018

Olahraga

25 September 2018 05:08 WIB

Anthony Ginting raih juara di China Open 2018 (Sumber: PBSI dalam laman badmintonindonesia.org)

CHANGZHOU, solotrust.com - Tak diunggulkan, Anthony Sinisuka Ginting justru bisa membuat kejutaan di China Open 2018. Anthony berhasil merebut gelar juara di babak final yang berlangsung di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, ChangZhou, Minggu (23/9/2018) setelah mengalahkan Kento Momota asal Jepang dengan 2 game sekaligus, dengan skor 23-21, 21-19.

Perjuangan Anthony dalam meraih gelar juara pun tidak mudah, ia harus menyingkirkan sederet pemain top dunia. Dalam turnamen level Super 1000 ini, Anthony harus bertemu dengan para unggulan di babak awal.



Di babak pertama, ia sudah harus menghadapi Lin Dan, peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012. Anthony meraih kemenangan atas Lin dengan permainan tiga game, 22-24, 21-5, 21-19.

Pada babak kedua, pemain rangking satu Viktor Axelsen dari Denmark menjadi lawan Anthony selanjutnya. Anthony pun bisa mengatasi rintangan ini, ia menang straight game atas Axelsen dengan skor 21-18, 21-17.

Setelah Axelsen, Anthony sudah ditunggu oleh Chen Long, pemain tuan rumah yang merupakan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2018. Anthony pun berhasil menaklukkan Chen dengan skor 18-21, 22-20, 21-16.

Di semifinal, Anthony berhasil membalas kekalahannya atas Chou Tien Chen (Taiwan) di semifinal Asian Games 2018. Kali ini Anthony membungkam Chen dengan skor 12-21, 21-17, 21-15.

Partai puncak juga tak lantas mudah bagi Anthony. Ia harus berhadapan dengan Kento Momota, sang Juara Dunia 2018 yang permainannya tengah menanjak. Anthony ternyata berhasil mengatasi Momota dengan dua game langsung, 23-21, 21-19.

"Saya bersyukur bisa melewati undian yang berat, kuncinya ya saya cuma berusaha, nggak terbebani. Waktu draw keluar, saya cuma melihat siapa lawan saya di babak pertama, itu saja. Makanya kalau ditanya, peluang lawan si A si B di perempat final, semifinal, saya tidak tahu, karena saya tidak perhatikan sampai ke sana. Saya fokus pada lawan yang akan saya hadapi besok," kata Anthony sebagaimana dilansir dari laman resmi PBSI, badmintonindonesia.org.

 Di Asian Games 2018 lalu, media asing bahkan menjuluki pemain jebolan klub SGS PLN Bandung ini dengan sebutan "The Giant Killer", karena ia berhasil meruntuhkan pemain-pemain unggulan. Di turnamen ini, Anthony kembali melakukan hal yang sama untuk menepis keraguan orang akan capaiannnya di turnamen ini dengan hasil undian ‘neraka'.

"Sekarang baru beda rasanya, saya merasa senang karena mendapat gelar di turnamen level Super 1000 pertama saya, dan saya merasa perjuangan di turnamen ini komplit karena saya bisa keluar sebagai juaranya. Bukan cuma mengalahkan unggulan saja," ucap Anthony.

Menjawab pertanyaan banyak orang mengenai grafik penampilannya yang menanjak, Anthony menyebutkan bahwa ia memang belajar banyak hal demi meningkatkan performanya. Anthony memetik banyak pelajaran dari ajang Asian Games 2018, dimana ia meraih medali perunggu di perorangan, dan medali perak bersama tim beregu putra.

"Hal paling penting yang saya pelajari adalah dari Asian Games kemarin, saya mencoba untuk lebih menikmati permainan saya di lapangan. Kalau dari segi persiapan, yang paling berpengaruh adalah soal fisik saya. Kita tidak tahu bagaimana hasil undian kita di sebuah turnamen, jadi kalau dapat lawan yang berat terus, harus punya fisik yang prima untuk bisa sampai ke final dan juara," tutur Anthony.

Dengan hasil ini, Anthony menjadi salah satu penakluk turnamen level 1000 di tahun ini. Hanya ada 3 turnamen level 1000 setiap tahunnya, yang diselenggarakan di Tiongkok, Indonesia dan di Inggris (All England).

Shi Yuqi dari Tiongkok menjadi peraih gelar All England 2018. Sedangkan titel Blibli Indonesia Open 2018 direbut Momota. Anthony menjadi salah satu dari deretan pemain muda yang disebut generasi baru di tunggal putra yang perlahan mulai menggeser eksistensi para senior seperti Lin Dan dan Chen Long.

"Eranya Ginting? Mungkin belum ya, nanti kalau saya sudah bisa konsisten, mungkin bisa. Soal komentar mengenai saya adalah salah satu pemain yang paling bertalenta, saya ucapkan terima kasih, saya tidak tahu mengomentari ini, biar orang yang menilai. Generasi muda tunggal putra saat ini banyak sekali yang bagus, Momota, Axelsen, Shi Yuqi dan masih banyak lagi," sebut Anthony.

Ini adalah gelar pertama Anthony di level Super 1000. Di awal tahun 2018, Anthony telah berhasil meraih gelar di Daihatsu Indonesia Masters 2018 BWF World Tour Super 500. (Lin)

(wd)