SUKOHARJO, solotrust.com- Prihatin dengan tindakan represif terhadap mahasiswa di Bengkulu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) mendatangi gedung DPRD Sukoharjo, Jumat (21/9/2018).
Kedatangan mereka untuk menuntut permohonan maaf pihak Kepolisian terkait tindakan represif kepada mahasiswa yang melakukan unjuk rasa di Bengkulu. Kala itu mahasiswa melakukan unjuk rasa menyikapi melemahnya nilai kurs Rupiah terhadap mata uang Dolar.
Kedatangan mahasiswa di DPRD Sukoharjo ditemui langsung ketua DPRD Sukoharjo Nurjayanto dan Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi. Di hadapan ketua DPRD dan Kapolres mereka mempunyai empat tuntutan, diantaranya institusi kepolisian bersikap independen, selain itu mahasiswa menuntuk agar pemerintah menegakan kedaulatan ekonomi dan demokrasi.
“Ini menyikapi aksi premanisme yang dilakukan Kepolisian kepada teman-teman kita yang dari mahasiswa yang sedang menyuarakan aksi pada saaat itu.” Jelas Korlap Aksi HMI Sukoharjo Abdurahman.
Ketua DPRD Nurjayanto mengatakan, pihaknya mengapresiasi aksi mahasiswa ini, akan tetapi kewenangan yang dimiliki sangat terbatas, mengingat DPRD hanya di Sukoharjo.
“kami mengapresiasi aksi Ini, namun kewenangan yang dimiliki sangat terbatas mengingat DPRD hanya di Sukoharjo.” Tutur Nurjayanto.
Sementara itu Kapolres Sukoharjo dihadapan mahasiswa menyatakan permohonan maaf baik secara pribadi maupun kelembagaan, terkait adanya tindakan yang kurang berkenan dari oknum kepolisian. Ia berharap aksi mahasiswa tetap berjalan tertib. "Silahkan menyampaikan aspirasi, namun tetap santun dan menjaga ketertiban," ujar kapolres
Sebelum mendatang gedung DPRD Sukoharjo mahasiswa ini melakukan aksi di simpang lima Sukoharjo. Selain berorasi, mereka menyebarkan selebaran tuntutan kepada pengguna jalan raya. Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari pihak Polres Sukoharjo. (nas)
(wd)