Serba serbi

Cerita BTS Tentang Keterlibatan Mereka dalam Proses Kreatif di Big Hit Entertainment

Musik & Film

13 September 2018 23:59 WIB

BTS dalam acara ‘A Conversation With BTS’ dengan Scott Goldman dari Museum Grammy (Dok Recording Academy/Rebecca Sapp)

SOLO, solotrust.com – Museum Grammy pada 24 Agustus lalu mengumumkan via laman resminya bahwa mereka akan mengundang BTS dalam sebuah acara bertajuk ‘A Conversation With BTS’ atau bincang-bincang dengan BTS.

Berlokasi di The Clive Davis Theater, Los Angeles, acara yang telah berlangsung Selasa (11/9/2018) tersebut dipandu oleh Artistic Director dari Grammy Museum yakni Scott Goldman.



Sebagaimana dikabarkan Billboard, Rabu (12/9/2018), salah satu hal yang BTS diskusikan dengan Goldman adalah bagaimana keterlibatan mereka dalam proses kreatif di agensi mereka, Big Hit Entertainment.

Dari proses penulisan lagu hingga pembuatan MV, J-Hope mengatakan bahwa tujuh anggota BTS yakni RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V, dan JungKook ikut terlibat secara signifikan dalam proses kreatifnya, yang membuat mereka pun lebih percaya diri ketika tampil di atas panggung.

Suga juga mengatakan bahwa ada semacam kekonsistenan mereka dalam ikut menciptakan lagu di Big Hit Entertainment, yang disebut Suga dengan istilah ‘kemah lagu sepanjang tahun’. Jadi anggota-anggota BTS mengajukan ide-ide berupa melodi dan lirik-liriknya kepada CEO Big Hit Entertainment yakni Bang Shi Hyuk dan orang-orang yang bekerja bersamanya serta kepada tim produksi untuk kemudian bersama-sama mengembangkannya menjadi lagu yang bagus.

Jimin menambahkan bahwa proses evolusi dari setiap lagu berkembang pesat di studio, di mana lirik bisa jadi diubah-ubah dan unsur-unsur musikal ditambahkan di sana.

Suga juga mengatakan bahwa kontribusi mereka dalam proses kreatif tidak hanya dalam melodi dan lirik, namun juga pada koreografi, seni seperti apa yang ingin mereka hadirkan dan bahkan style busana yang akan mereka gunakan. Semua unsur baik visual maupun musikal tersebut disatukan untuk menciptakan karya BTS yang estetik.

Dalam diskusi tersebut, Suga juga berbagi pandangannya tentang genre musik yang dibawakan BTS. Suga mengatakan bahwa musiknya terinspirasi dari berbagai style musik. BTS mengombinasikan berbagai eleman dalam musiknya,  seperti pop, rap, elektronik, dan R&B. Mereka mengombinasikannya menjadi sebuah paket audio-visual yang menarik untuk para fans di seluruh dunia.

JungKook juga menambahkan bahwa dia mendengarkan ragam musik yang luas, dari musik Korea sampai berbagai jenis musik yang populer di Amerika. Berbagai pendekatan dari berbagai style musik yang berbeda-beda tersebut akhirnya menginspirasi BTS untuk menciptakan musik yang “lentur”.

Misalnya pada lagu ‘IDOL’ yang berasal dari album terbaru mereka ‘Love Yourself: Answer’. ‘IDOL’ adalah sebuah lagu yang menggabungkan unsur Gqom style dari Afrika Selatan, rap, EDM dan ekspresi suara yang secara umum bisa didengar dalam gugak (musik tradisional Korea).

Kabar gembiranya, dalam diskusi tersebut, Goldman mengatakan bahwa penggemar dapat segera melihat BTS di panggung Grammy. Hal tersebut pun langsung mendapatkan tepuk tangan dari 200 penonton yang ada di situ.

BTS dengan musiknya memang telah memukau fans-fans dari seluruh dunia. Dalam lamannya, Museum Grammy pun berbagi pandangannya tentang BTS.

“BTS adalah akronim dari Bangtan Sonyeondan atau ‘Beyond The Scene’. Mereka adalah boy band Korea Selatan yang mengambil hati jutaan penggemar global. Anggota BTS yakni RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V dan JungKook telah memperoleh pengakuan karena keotentikan mereka dan kemampuan mereka memproduksi musik,” tulis Museum Grammy.

Museum Grammy juga menuliskan tentang berbagai pencapaian BTS yang telah diakui secara internasional.

“Dari kualitas penampilan yang tinggi dan cara mereka berinteraksi edengan penggemarnya, BTS telah menjadi sebuah fenomena global sejak debut debut pada Juni 2013. Mereka telah memobilisasi jutaan fans di seluruh dunia yang dinamai ‘ARMY’ untuk memuncaki tangga lagu terkemuka dan menjual habis tur dunia serta telah diakui dengan penghargaan prestisius seperti Billboard Music Awards,” tambah Museum Grammy.

Museum Grammy adalah museum interaktif dan edukatif yang ditujukan untuk para pemenang Grammy Awards. Museum tersebut dibuat agar pengunjung dapat belajar mengenai berbagai genre musik dan sejarahnya dengan cara yang menyenangkan. Museum tersebut juga menyimpan berbagai koleksi bersejarah dalam bidang musik seperti kostum dan alat-alat musik dari Grammy Awards, lirik-lirik yang ditulis dengan tangan dan berbagai bentuk rekaman.

Berdiri sejak 2008 bersamaan dengan ulang tahun Grammy Awards ke-50, Museum Grammy memiliki empat lantai yang menampilkan berbagai benda yang berhubungan dengan sejarah musik, ruangan untuk alat musik interaktif, ruang rekaman, dan sebuah teater bernama The Clive Davis Theater dengan kapasits 200 tempat duduk. (Lin)

(way)