Hard News

Dengan Teater Boneka, Flying Balloons Puppet Ajak Penonton Buang Sampah Pada Tempatnya

Jateng & DIY

7 September 2018 14:06 WIB

Penampilan Grup Teater Boneka Flying Balloons Puppet D.I. Yogyakarta di SIPA 2018, Kamis (6/9/2018).

SOLO, solotrust.com- Jangan membuang sampah sembarangan! Pesan ini sering ditemukan dimanapun, namun masih banyak orang yang belum cukup sadar untuk buang sampah di tempatnya.

Pesan itulah yang ingin disampaikan sekumpulan anak - anak muda dari D.I. Yogyakarta yang tergabung dalam Flying Balloons Puppet saat tampil di hari pertama gelaran SIPA 2018, Kamis (6/9/2018) di Benteng Vastenberg.



Sutradara Pertunjukan Grup Teater Boneka Flying Balloons Puppet, Rangga Dwi Apriadinnur memilih seni pertunjukan dalam bentuk teater boneka untuk menyampaikan pesan moral melalui karyanya.

"Teater Boneka menarik karena mempertaruhkan keaktoran di atas panggung, dalam arti bagaimana aktor dapat menghidupkan boneka," tuturnya saat jumpa pers di Benteng Vastenberg Solo, Kamis (6/9/2018).

Dalam pagelaran itu, Flying Balloons Puppet terdiri dari 7 orang menampilkan pertunjukan bertajuk Sori dan Lembuna. Mereka menilai, respon penonton dinilai cukup bagus terhadap Teater Boneka.

Creative Manajer sekaligus Puppeteer, Meyda Bestari, menambahkan penampilan di SIPA 2018 ini menjadi tantangan tersendiri. Sebelumnya mereka lebih sering main di dalam blackbox atau di gedung tertutup saat malam hari.

"Jadi ini tantangan baru buat kita karena main di sore hari, di panggung terbuka, sehingga pembawa bonekanya kelihatan," ujar Meyda.

Sejak terbentuk pada 2015, mereka sudah membawakan lebih dari 10 judul karya, antara lain Hadiah Kecil dan Natuh. Di setiap penampilan menggunakan boneka dengan struktur yang berbeda sesuai kebutuhan karya.

Khusus untuk SIPA 2018 ini pihaknya membuat boneka khusus karena memang ceritanya baru. Dibutuhkan satu bulan untuk mempersiapkan penampilan di panggung SIPA ini, mulai dari pembuatan boneka hingga proses latihan.

Teater Boneka dengan judul cerita "Sori dan Lembuna" ini mengisahkan pertemanan 2 makhluk berbeda antara manusia dan siluman. Seorang gadis bernama Sori hidup di sebuah desa yang dekat dengan sungai yang rajin membersihkan sungai dari sampah. Bersama Lembuna, siluman dengan wajah bersisik dan memakai tengkorak kerbau di kepalanya, Sori melawan monster jahat dari tumpukan sampah yang akan menghancurkan tempat tinggal mereka.

"Sebenarnya yang ingin kita sampaikan dari cerita itu sederhana, jangan buang sampah sembarangan. Karena kalau kita membuang sampah sembarangan kita tidak tahu ternyata dampaknya mengganggu orang atau makhluk hidup lain," terang Rangga.

Usai SIPA 2018, mereka mempersiapkan karya tunggal yang akan dipentaskan pada Pesta Boneka #6 pada Oktober 2018 di D.I. Yogyakarta bersama seniman Australia, Gwen Knox.

Grup teater boneka Flying Balloons Puppet ini terbentuk pada Januari 2015, hasil dari kebutuhan kelas laboratorium keaktoran yang diambil oleh Rangga di Jurusan Teater ISI Yogyakarta. Pada tahun 2017, mereka terpilih sebagai salah satu penyaji di Ruang Kreatif Seni Pertunjukan 2017.

"Sangat berharap bisa jadi inspirasi anak muda, saya yakin anak anak muda bisam karena yang kita lakukan ini dari hal sederhana menjadi sesuatu yang istimewa," pungkas Rangga.(Rum)

(wd)