Ekonomi & Bisnis

OJK Gencarkan Literasi Keuangan Hingga Pelosok

Ekonomi & Bisnis

3 Agustus 2018 11:30 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.com - Pelaksanaan edukasi keuangan ke masyarakat sangat diperlukan. Karena berdasar survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016, tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia masih memprihatinkan.

Kepala OJK Surakarta, Laksono Dwionggo menerangkan bahwa Literasi Keuangan memiliki tujuan jangka panjang bagi seluruh golongan masyarakat. Yaitu meningkatkan literasi seseorang yang sebelumnya kurang atau tidak mengetahui serta meningkatkan jumlah pengguna produk dan layanan jasa keuangan.



Menurutnya, agar dapat menentukan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan, masyarakat harus memahami dengan benar manfaat dan risiko produk dan layanan jasa keuangan.

"Masyarakat harus mengetahui hak dan kewajiban serta meyakini bahwa produk dan layanan jasa keuangan yang dipilih dapat meningkatkan kesejahteraan," ujarnya pada media, Kamis (2/8/2018).

Berdasar data survei tahun 2016, tingkat inklusi wilayah Jawa Tengah di angka 66 persen sedangkan tingkat literasi 33 persen. Survei tersebut dilakukan OJK tiap 3 tahun sekali.

"Target kami, tahun 2019 tingkat literasi secara nasional bisa mencapai 75 persen," imbuhnya.

Untuk itulah pihaknya rutin menggelar sosialisasi dan edukasi terkait literasi keuangan tiap 1 bulan sekali. Edukasi menyasar berbagai kelompok masyarakat, yaitu ibu - ibu PKK, ibu - ibu Bhayangkari, hingga masyarakat pelosok desa. Terakhir, kegiatan literasi keuangan OJK diadakan di Juwangi, Kab. Boyolali pada 26 Juli 2018.

"Masyarakat baru pertama kali mendengar OJK, kita maklumi karena kita hadir baru 7 tahun. Kita perkenalkan OJK secara umum, lalu dengan menggandeng PT BPR BKK Boyolali dan Pegadaian, kita memperkenalkan produk - produk jasa keuangan mereka," tuturnya.

Diakui, di pelosok desa kebanyakan masyarakat terjerat oleh rentenir. Ia berharap, melalui sosialisasi tersebut, masyarakat tidak terjerat rentenir atau investasi bodong. Terlebih respon masyarakat desa positif terhadap kegiatan literasi keuangan ini.

Menurutnya, literasi Keuangan juga memberikan manfaat besar bagi sektor jasa keuangan. Sebab lembaga keuangan dan masyarakat saling membutuhkan satu sama lain. Sehingga makin tinggi tingkat Literasi Keuangan masyarakat, makin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan. (Rum)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya